Gedung Superbank. Foto: dok Superbank.
Husen Miftahudin • 9 December 2025 10:20
Jakarta: PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank, bank digital yang siap melantai di Bursa Efek Indonesia, kembali menjadi sorotan investor setelah rentang harga IPO dan valuasinya dinilai sangat menarik dibandingkan bank digital lain. Dengan ekosistem yang kuat, yakni Grab dan Emtek Group yang menjadi pendukung utama, Superbank dipandang punya keunggulan kompetitif dalam ekspansi layanan digital dan akuisisi nasabah.
Berdasarkan hasil penawaran awal yang dilaksanakan pada 25 November-1 Desember 2025, harga IPO Superbank resmi ditetapkan sebesar Rp635 per saham. Perseroan menargetkan penghimpunan dana segar sekitar Rp2,79 triliun melalui pelepasan 4,4 miliar saham atau setara 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Dengan harga penawaran Rp635 per saham, Superbank disebut memiliki Price to Book Value (PBV) sekitar 2,64x, menjadikannya salah satu bank digital dengan valuasi paling rendah dibandingkan kompetitor. Angka tersebut berada jauh di bawah PBV bank digital seperti Bank Jago (ARTO), Allo Bank Indonesia (BBHI), maupun Bank Aladin Syariah (BANK).
"Superbank berada pada level valuasi yang sangat kompetitif. Pada PBV 2,64x, Superbank adalah salah satu bank digital dengan valuasi termurah di pasar. Jika dibandingkan dengan ARTO, BBHI, atau Aladin yang PBV-nya jauh lebih tinggi, maka secara valuasi Superbank berada pada level yang sangat menarik bagi investor," ungkap CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 Desember 2025.
| Baca juga: Aturan Baru IPO: Investor Ritel Kini Punya Peluang Jatah Saham Lebih Besar! |
