Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Generasi sandwich atau kelompok yang berada di tengah-tengah tanggung jawab merawat orang tua serta membesarkan anak-anak, memiliki tantangan tersendiri dalam membeli rumah.
Rincian dana generasi sandwich membeli rumah
Laporan terbaru dari platform
property-tech Pinhome bekerja sama dengan institusi riset YouGov Indonesia menunjukkan dalam satu tahun terakhir, mayoritas (53 persen) generasi
sandwich menggunakan tabungan pribadi sebagai sumber utama pembiayaan membeli rumah.
Selanjutnya, sebanyak 33 persen mengandalkan dukungan atau pinjaman dari keluarga, 26 persen memanfaatkan pinjaman lain seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan 25 persen lainnya menggunakan hasil dari penjualan aset.
Dana yang berasal dari pribadi dan bantuan dana dari keluarga menjadi kombinasi pembiayaan yang paling banyak digunakan atau sebesar 18 persen. Namun, dalam laporan itu juga disebutkan ada pengecualian di kalangan generasi
sandwich yang menggunakan penarikan dana pensiun dan dana jaminan sosial.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Dari generasi
sandwich yang menarik dana pensiun, 51 persen memilih untuk menggabungkan dana pensiun mereka dengan pinjaman nonperbankan, seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di sisi lain, 48 persen dari mereka yang menarik dana jaminan sosial juga mendapatkan dukungan atau pinjaman dari keluarga.
"Di antara mereka yang memilih KPR atau kredit pemilikan apartemen (KPA), terlihat kecenderungan perilaku konservatif, yang tercermin dari penurunan rata-rata plafon pinjaman, pemilihan tenor cicilan yang lebih singkat, serta tingginya minat terhadap produk KPR
take over," kata Founder dan CEO Pinhome Dayu Dara Permata, dilansir Media Indonesia, Senin, 14 Oktober 2024.
Motivasi utama generasi sandwich membeli hunian
Ia menyebutkan motivasi utama yang mendorong generasi
sandwich untuk membeli hunian ialah kebutuhan. Berdasarkan survei, 49 persen dari mereka menempatkan kebutuhan ini sebagai prioritas tertinggi dalam keputusan membeli rumah.
General Manager YouGov Indonesia Edward Hutasoit menyebut berdasarkan data yang diperoleh, tantangan terbesar yang dihadapi yakni:
- Menemukan properti yang tepat (36 persen).
- Beban biaya tambahan yang berlebihan (35 persen), seperti biaya asuransi dan notaris.
- Tingginya biaya cicilan (34 persen).
"Laporan ini juga mengidentifikasi tiga tantangan utama yang dihadapi generasi
sandwich dalam memiliki rumah yaitu, menemukan properti yang tepat, biaya tambahan yang berlebihan dan tidak transparan, serta cicilan yang tinggi," kata Edward.