Seorang perawat menangani anak korban luka serangan Israel di sebuah rumah sakit di Gaza. (AP)
Marcheilla Ariesta • 13 November 2023 15:43
Gaza: Rumah Sakit Al-Shifa dan Al-Quds, dua rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, terpaksa menolak semua pasien baru terhitung Minggu, 12 November 2023. Manajemen kedua rumah sakit mengatakan, rentetan serangan Israel dan minimnya bahan bakar serta obat-obatan memaksa mereka untuk melakukan hal tersebut.
Rumah sakit di wilayah utara wilayah Palestina diblokade pasukan Israel dan hampir tidak mampu merawat para pasien yang berada di dalamnya, kata staf medis. Israel mengatakan, pihaknya sedang memburu militan Hamas di wilayah tersebut, dan rumah sakit harus dievakuasi.
Rumah sakit terbesar dan kedua terbesar di Gaza, Al-Shifa dan Al-Quds, terpaksa menghentikan kegiatan operasional. Dengan semakin banyaknya orang yang terbunuh dan terluka setiap harinya, namun setengah dari rumah sakit di wilayah tersebut kini tidak berfungsi, maka semakin sedikit pula tempat untuk menampung korban luka.
"Anak saya terluka dan tidak ada satu pun rumah sakit yang bisa menangani anak untuk mendapatkan jahitan," kata Ahmed al-Kahlout, yang melarikan diri ke selatan sesuai dengan saran Israel karena khawatir tidak ada tempat aman di Gaza.
Mengutip dari AFP, Senin, 13 November 2023, seorang ahli bedah plastik di Rumah Sakit Al-Shifa mengatakan, pengeboman gedung inkubator oleh Israel telah memaksa mereka untuk menjajarkan bayi prematur di tempat tidur biasa dengan menggunakan sedikit daya yang tersedia untuk AC.
"Kami memperkirakan akan kehilangan lebih banyak dari mereka dari hari ke hari," kata Dr Ahmed El Mokhallalati.
Israel menuduh Hamas telah menempatkan pusat-pusat komando di bawah dan dekat rumah sakit. Israel juga mendesak Hamas segera membebaskan sekitar 200 sandera yang ditawan sejak serangan kilat sebulan lalu. Hamas membantah menggunakan rumah sakit sebagai tempat perlindungan atau pusat komando.
Hari Minggu kemarin, seorang pejabat Palestina yang memberikan pengarahan mengenai pembebasan sandera mengatakan, Hamas telah menunda perundingan karena Israel terus menyerang area sekitar Rumah Sakit Al-Shifa. Belum ada komentar langsung dari Hamas atau Israel mengenai perundingan tersebut.
Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menawarkan untuk mengevakuasi bayi-bayi yang baru lahir, dan telah menempatkan 300 liter bahan bakar di pintu masuk Rumah Sakit Al-Shifa pada Sabtu malam. Namun menurut Israel, dua tindakan tersebut dihalangi Hamas.