Warga Gaza beramai-ramai mengungsi dari utara ke selatan di tengah serangan Israel. (AP)
Willy Haryono • 14 November 2023 18:06
Gaza: Sayap militer kelompok pejuang Palestina Hamas, Brigade Al-Qassam, mengaku terbuka untuk membebaskan 50 sandera perempuan dan anak-anak yang ditahan di Jalur Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama 5 hari. Kesediaan ini disampaikan Hamas kepada pihak mediator, yaitu Qatar.
Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, menyebutkan via Telegram bahwa "mediator Qatar telah melakukan upaya membebaskan tahanan Israel dengan imbalan pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 wanita."
Ia menekankan bahwa gencatan senjata harus memastikan penghentian permusuhan dan memungkinkan masuknya bantuan kepada orang-orang di daerah kantong terkepung tersebut.
Mengutip dari Xinhua, Selasa, 14 November 2023, Abu Ubaida juga menekankan bahwa agresi darat, laut, dan udara Israel yang terus berlanjut mengancam kehidupan para tahanan yang mereka tahan dan faksi bersenjata Palestina lainnya di Gaza.
Operasi militer Israel di Gaza dilakukan sebagai pembalasan atas serangan kilat Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 240 individu, menurut data Israel.
Selama ini, Israel menolak menerapkan gencatan senjata di Gaza dengan alasan hal tersebut hanya akan menguntungkan Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa tidak akan ada gencatan senjata di Gaza sebelum Hamas membebaskan para sandera.
Baca juga: Pejabat AS Tuduh Hamas Miliki Pos Komando di Bawah RS Gaza