Gedung Putih kutuk keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin soal nuklir. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 20 November 2024 15:12
Washington: Gedung Putih mengutuk Rusia setelah Presiden Vladimir Putin melonggarkan aturan Moskow untuk serangan nuklir. Mereka menganggapnya sebagai retorika tak bertanggung jawab.
Gedung Putih mengatakan, saat ini tidak melihat perlunya mengubah postur kekuatannya sendiri.
Langkah Putin dilakukan setelah Washington mengizinkan Ukraina menembakkan rudal jarak jauh buatan AS ke wilayah Rusia. Sementara itu, Moskow mengatakan Kyiv telah menggunakan senjata tersebut untuk pertama kalinya pada Selasa.
"Ini lebih merupakan retorika tidak bertanggung jawab yang sama dari Rusia, yang telah kita lihat selama dua tahun terakhir," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS kepada AFP, Rabu, 20 November 2024.
Juru bicara tersebut mengatakan, tidak terkejut dengan pengumuman Rusia bahwa mereka akan memperbarui doktrin nuklirnya. Menurutnya, Moskow telah memberikan isyarat niatnya untuk melakukannya dalam beberapa minggu.
"Karena tidak melihat adanya perubahan pada postur nuklir Rusia, kami tidak melihat alasan untuk menyesuaikan postur atau doktrin nuklir kami sendiri sebagai tanggapan atas pernyataan Rusia hari ini,” kata juru bicara tersebut.
Pejabat AS sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden yang akan lengser, yang menghadiri pertemuan puncak G20 di Rio de Janeiro, memberikan lampu hijau bagi sekutu Kyiv untuk menggunakan rudal jarak jauh terhadap Rusia.
Meskipun Gedung Putih belum melakukannya secara resmi, Gedung Putih telah mengisyaratkan bahwa langkah tersebut merupakan respons terhadap penggunaan tentara Korea Utara oleh Rusia terhadap Ukraina.
Pengerahan pasukan Pyongyang merupakan "eskalasi yang signifikan.
“Kami memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menanggapinya. Saya tidak akan membahas detail tanggapan itu hari ini", kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
Reaksi AS muncul ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh para pemimpin G20 gagal bertindak setelah perubahan aturan nuklir Putin.
Ukraina dengan cemas mengamati apakah Presiden terpilih AS Donald Trump akan menghentikan bantuan militer Amerika dan mencoba mendorong kesepakatan damai yang dapat memaksa Kyiv untuk menyerahkan wilayahnya kepada Moskow.
Baca juga: 1.000 Hari Perang Rusia-Ukraina, Putin Tandatangani Doktrin Nuklir