Kunjungan Wisman ke Tiongkok Masih di Bawah Level Sebelum Pandemi

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Kunjungan Wisman ke Tiongkok Masih di Bawah Level Sebelum Pandemi

Arif Wicaksono • 9 September 2024 19:13

Tokyo: Permintaan untuk mengunjungi Tiongkok sedang meningkat dengan peningkatan 130 persen dari tahun ke tahun dalam jumlah pengunjung asing dari Januari hingga Juli.

Namun, jumlah kedatangan masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi. Pada 2019, Tiongkok menyambut sekitar 49,1 juta pelancong. Namun hingga Juli tahun ini, sekitar 17,25 juta warga negara asing telah tiba di Tiongkok.
 

Baca juga: Inflasi Konsumen Tiongkok di Bawah Ekspektasi Analis


Kapasitas penerbangan ke Tiongkok  masih di bawah tingkat sebelum pandemi dari banyak negara, terutama dari Amerika Serikat dengan minus 77 persen), menurut perusahaan analitik penerbangan Cirium, dilansir CNBC International, Senin, 9 September 2024.

Perluasan kebijakan bebas visa di Tiongkok memacu permintaan untuk berkunjung. Sekitar 58 persen  pelancong yang datang pada paruh pertama 2024 berasal dari negara-negara dengan pengaturan tersebut, menurut Administrasi Imigrasi Nasional.

Pandangan negatif terhadap Tiongkok

Namun, laporan Pew Research Center menunjukkan, di antara 35 negara yang disurvei, lebih dari separuhnya memiliki pandangan negatif terhadap Tiongkok.

Menurut laporan Juli, beberapa negara dengan pengeluaran perjalanan terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Prancis, memiliki pandangan yang sebagian besar negatif terhadap Tiongkok.

Pandangan yang mendukung Tiongkok dalam laporan tersebut paling tinggi di Afrika sub-Sahara dan Asia, meskipun pendapat di Asia beragam.

"Pandangan cenderung paling positif  dan  paling tidak positif di kawasan Asia-Pasifik lebih positif di negara-negara berpenghasilan menengah seperti Malaysia dan Thailand, dan lebih negatif di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan," kata laporan itu.

Kesulitan untuk bepergian

Masalah dalam bepergian di Tiongkok mungkin membuat sebagian orang tetap di rumah. Sejak pandemi, Tiongkok telah mendorong lebih banyak sistem pembayaran dan pemesanan secara daring, yang menyebabkan kesulitan bagi wisatawan asing yang tidak terbiasa dengan perangkat lunak populer Tiongkok.

"Mengatasi masalah tersebut sangat penting untuk menarik kembali wisatawan asing," tulis ujar Profesor di Universitas Edith Cowan Australia, di Forum Asia Timur Songshan Huang.

Dia menuturkan pemesanan tiket kereta api cepat atau tiket masuk ke tempat wisata populer mengharuskan penggunaan program WeChat.

"Banyak tempat usaha yang hanya menerima WeChat Pay atau AliPay, sehingga wisatawan asing akan kesulitan jika mereka hanya mengandalkan uang tunai atau kartu kredit," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)