Putin Cibir Israel yang Rebut Wilayah Palestina dengan Aksi Militer

Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: BBC

Putin Cibir Israel yang Rebut Wilayah Palestina dengan Aksi Militer

Fajar Nugraha • 12 October 2023 09:10

Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin mengomentari konflik yang terjadi di Timur Tengah saat ini, antara Hamas dan Israel. Menurut Putin, Israel mengambil sebagian 'tanah asli Palestina' terutama melalui 'penggunaan kekuatan militer’.

“Awalnya idenya adalah untuk mendirikan dua negara berdaulat yang merdeka, Israel dan Palestina. Namun keputusan tersebut hanya dilaksanakan sebagian,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin, dikutip dari TASS, Kamis 12 Oktober 2023.

“Israel mengambil tanah asli Palestina’ terutama melalui penggunaan kekuatan militer,” tegas Putin.

Berbicara di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, Putin mengatakan masalah Palestina adalah “ada di hati setiap umat Islam, dan mereka menganggap itu semua sebagai manifestasi ketidakadilan, yang mencapai tingkat yang tidak terpikirkan.”

“Isu Palestina adalah inti dari setiap orang di kawasan ini. Ya, saya percaya bahwa dalam hati setiap orang yang memeluk Islam. Segala sesuatu yang terjadi –,tidak hanya sekarang, tetapi selama beberapa dekade,– dianggap sebagai manifestasi dari Palestina. Tetidakadilan meningkat ke tingkat yang tidak terpikirkan,” kata Putin.

“Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestina, diambil alih oleh Israel – pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda, namun sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” imbuh Putin.

Rusia mengutuk kekerasan terhadap orang-orang Yahudi dan Palestina di Israel dan Wilayah Palestina pada Senin. Namun Negeri Beruang Merah mengkritik Amerika Serikat atas apa yang dikatakannya sebagai pendekatan destruktif yang mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka.

Kremlin menyerukan kembalinya perdamaian dan mengatakan pihaknya “sangat khawatir” bahwa kekerasan dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Rusia, yang memiliki hubungan dengan negara-negara Arab, Iran dan Hamas serta Israel mengatakan, Barat telah mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka sesuai perbatasan tahun 1967.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengutuk kekerasan tersebut namun mengatakan bahwa Barat berpikiran sempit jika mereka percaya bahwa mereka dapat dengan mudah mengutuk serangan terhadap Israel dan kemudian mengharapkan kemenangan Israel tanpa menyelesaikan penyebab ketidakstabilan, yaitu masalah Palestina itu sendiri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)