Menteri ESDM Arifin Tasrif. FOTO: Kementerian ESDM.
Media Indonesia • 28 June 2024 15:37
Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah akan mencari pengganti dua investor yang hengkang dari proyek Sonic Bay di Maluku Utara.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengonfirmasi perusahan kimia terbesar asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabric (BASF) dan perusahaan pertambangan dan metalurgi asal Prancis, Eramet, tidak melanjutkan proyek berupa pembangunan pabrik pemurnian (smelter) nikel di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek tersebut memakan nilai investasi USD2,6 miliar atau sekitar Rp42,6 triliun (kurs Rp16.395).
"Ya kalau mundur, kita cari (mitra) yang lain. Masih banyak yang lain yang mau (terlibat di Proyek Sonic Bay)," ujar Arifin di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024.
Arifin mengatakan alasan investor asal Eropa tersebut tidak melanjutkan investasi Sonic Bay karena sudah mengamankan pasokan bahan baku atau material baterai kendaraan listrik. Sehingga, memutuskan tidak menanamkan modalnya di Indonesia.
"Dia tuh mengatakan bisa mendapatkan pengamanan suplai. Dia memutuskan untuk enggak masuk ke Indonesia, mungkin sudah di tempat lain," imbuh Arifin.
Baca juga: 2 Investor Bule Hengkang dari Proyek Smelter di Maluku |