Yordania Ingin Atasi Kesenjangan Arab dan Eropa dalam Sikapi Perang di Gaza

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi. (AP/Omar Sanadiki/File)

Yordania Ingin Atasi Kesenjangan Arab dan Eropa dalam Sikapi Perang di Gaza

Willy Haryono • 27 November 2023 10:35

Amman: Yordania menyerukan negara-negara Eropa untuk menyerukan diakhirinya perang di Gaza. Untuk menuju ke arah sana, Menteri Luar Negeri Ayman Safadi ingin menjembatani kesenjangan antara negara-negara Arab dan Eropa dalam menyikapi konflik di wilayah Palestina tersebut.

Safadi berharap pertemuan dengan para pejabat Mediterania dapat menghasilkan seruan agar jeda kemanusiaan di Gaza berubah menjadi gencatan senjata permanen.

Jeda rapuh dalam permusuhan antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas berlanjut pada hari Minggu, dengan dibebaskannya sandera dan tahanan Palestina untuk hari ketiga berturut-turut. Dijadwalkan selama empat hari, tidak ada pihak yang menjelaskan secara pasti apa yang akan terjadi setelah Senin ini berlalu.

Mengutip dari PBS News Hour, Minggu, 26 November 2023, Safadi mengatakan gencatan senjata masih bertahan, namun diperlukan upaya lebih untuk menjangkau setidaknya 200 truk setiap hari yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan agar jeda dalam pertempuran "segera berkembang menjadi gencatan senjata permanen."

Pertemuan Persatuan untuk Mediterania dijadwalkan berlangsung di Barcelona hari Senin ini, yang akan menghadirkan 42 delegasi dari Eropa, Timur Tengah dan Afrika utara. Banyak dari negara tersebut diwakili menteri luar negeri masing-masing.

Israel tidak menghadiri pertemuan tersebut, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi forum kerja sama antara Uni Eropa dan dunia Arab. Namun pertemuan tersebut memiliki arti penting baru sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu meletusnya perang terkini.

Yordania, sekutu penting Barat, menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada 1994. Kedua negara mempertahankan hubungan keamanan rahasia dan beberapa hubungan bisnis, namun hubungan tersebut menjadi dingin karena perlakuan Israel terhadap Palestina.

Safadi mencatat bahwa meski negara-negara Arab menuntut diakhiri apa yang disebut mereka sebagai “agresi” Israel di Gaza, sebagian besar negara Eropa belum bertindak sejauh itu, dan justru hanya menyerukan "jeda kemanusiaan."

Konflik Gaza

"Kita perlu menjembatani kesenjangan tersebut," kata Safadi, seraya menambahkan bahwa perang tidak akan menghasilkan apa-apa.

"Perang hanya membunuh orang, menghancurkan kehidupan mereka, dan sekali lagi, menciptakan lingkungan kebencian dan dehumanisasi," sebut Safadi.

Ketika ditanya tentang masa depan Gaza, ia mengatakan bahwa Gaza "harus menjadi bagian dari rencana komprehensif untuk menyelesaikan konflik ini untuk selamanya," walau dirinya menolak menjelaskan seperti apa masa depan tersebut.

Sebaliknya, Safadi mengatakan bahwa "semua manifestasi pendudukan kembali Gaza" harus diakhiri.

"Akar penyebab konflik terbaru saat ini adalah konflik Palestina-Israel," ujar Safadi.

"Ini terjadi karena pendudukan yang sedang dikonsolidasi oleh Israel. Israel telah membunuh harapan perdamaian, telah membunuh prospek perdamaian," pungkasnya.

Baca juga:  Biden dan Netanyahu Sepakat Upayakan Pembebasan Semua Sandera

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)