Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Kabinet Thailand menyetujui skema pinjaman lunak sebesar 100 miliar baht (USD2,8 miliar). Dana akan dipinjamkan ke bank-bank komersial sehingga mereka dapat memberikan pinjaman kepada peminjam dengan bunga mini.
"Program ini bertujuan membantu usaha kecil mendapatkan pinjaman," kata Wakil Menteri Keuangan Thailand Paopoom Rojanasakul, dilansir Channel News Asia, Selasa, 16 Juli 2024.
Dia menuturkan, Bank Tabungan Pemerintah milik negara akan menawarkan likuiditas kepada bank-bank komersial melalui pinjaman dengan tingkat bunga 0,01 persen.
Hal ini membuat mereka dapat memberikan pinjaman kepada usaha kecil dengan tingkat bunga tidak lebih dari 3,5 persen selama tiga tahun. Ini lebih murah dari suku bunga pinjaman ritel di kalangan bank-bank Thailand saat ini lebih dari tujuh persen per tahun.
"Hal ini akan menyuntikkan modal ke dalam sistem," kata Paopoom, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah tersebut diambil dari keuntungan bank negara dan bukan dari anggaran.
Pemerintah mengatakan skema ini merupakan respons terhadap pengetatan pinjaman bank di tengah lambatnya pemulihan ekonomi dan meningkatnya kredit macet.
Turunkan suku bunga pinjaman
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah menjanjikan langkah-langkah tambahan pada minggu depan, termasuk dukungan terhadap harga listrik yang tinggi, seiring dengan upayanya untuk memicu pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara.
Pada April, bank-bank Thailand mengatakan mereka akan menurunkan suku bunga pinjaman sebesar 25 basis poin untuk kelompok rentan untuk jangka waktu enam bulan, sebagai tanggapan atas permintaan dari perdana menteri.
Srettha telah berulang kali menekan bank sentral untuk menurunkan suku bunga guna membantu perekonomian. Meskipun ada tekanan, bank sentral mempertahankan suku bunga tetap pada 2,50 persen untuk pertemuan keempat berturut-turut bulan lalu. Bank sentral memperkirakan perekonomian akan tumbuh 2,6 persen tahun ini, setelah pertumbuhan 1,9 persen tahun lalu.