Bendera Uni Eropa di markas Brusells, Belgia. Foto: TradeWind
Fajar Nugraha • 14 March 2024 14:23
Brussels: Negara-negara anggota Uni Eropa sepakat untuk menambahkan 5 miliar Euro atau Rp85,2 triliun dana untuk membayar senjata yang dikirim ke Ukraina.
Langkah ini memberikan dorongan yang baik bagi Kyiv karena dukungan dari pendukung utama lainnya, Amerika Serikat (AS), goyah dan pasukannya yang kalah berjuang untuk menahan Rusia.
“Para duta besar dari 27 negara di blok tersebut secara prinsip telah menyetujui rencana untuk mendukung pasokan senjata ke Kyiv pada 2024 dengan dana sebesar 5 miliar Euro,” ujar pernyataan Belgia, seperti dikutip Malay Mail, Kamis 14 Maret 2024.
Setelah invasi Moskow pada 2022, Uni Eropa untuk pertama kalinya setuju untuk mendanai pengiriman senjata ke negara yang sedang berperang.
Sejak saat itu, mereka telah berkomitmen sebesar 6,1 miliar Euro dari Fasilitas Perdamaian Eropa pusatnya terutama untuk mengganti sebagian biaya senjata yang dikirim oleh negara-negara anggota ke Ukraina.
Dorongan untuk meningkatkan dana Uni Eropa sebesar 5 miliar Euro tertunda selama berbulan-bulan di tengah perselisihan antara Jerman dan Prancis.
Berlin menegaskan dukungan bilateralnya terhadap Ukraina harus diimbangi dengan kontribusinya. Sedangkan Paris menuntut hanya senjata yang diproduksi di Eropa yang harus mendapat penggantian.
Para diplomat mengatakan Jerman, sebagai penyumbang terbesar dana tersebut telah mencapai kompromi dengan Brussels untuk mengimbangi persentase dukungan bilateral mereka terhadap dana tersebut.
Mereka mengatakan Prancis juga puas dengan komitmen bahwa negara-negara akan memprioritaskan pembelian dari perusahaan pertahanan Eropa. Namun dapat mencari di luar UE jika amunisi atau sistem tertentu tidak tersedia.
Secara keseluruhan sejak Kremlin melancarkan perang skala penuh, Brussels mengatakan sekitar 28 miliar Euro telah dihabiskan dari negara-negara anggota dan kas Uni Eropa untuk mendukung militer Ukraina.
Pengumuman dana terbaru untuk Ukraina ini muncul ketika pasukan Kyiv berada di bawah tekanan di garis depan dalam menghadapi kekurangan amunisi.
Amerika Serikat pada Selasa, mengumumkan paket senjata baru senilai USD300 juta atau Rp4,6 triliun. Namun pendanaan tambahan senilai USD60 miliar masih terhenti oleh Partai Republik di Kongres.
Peringatan telah berkembang di Eropa bahwa kegagalan untuk mempertahankan dukungan terhadap Kiev dapat menyebabkan negara tersebut dikalahkan dan bahwa Kremlin yang semakin berani mungkin akan menyerang negara-negara lain.
Uni Eropa berupaya meningkatkan produksi senjata dan amunisi melalui industri pertahanannya, namun dua tahun setelah perang, Uni Eropa masih kesulitan untuk meningkatkan produksinya.
Blok tersebut diperkirakan akan gagal memenuhi janji yang dibuatnya setahun lalu untuk memasok satu juta peluru artileri ke Ukraina pada bulan ini.
Sementara itu, Republik Ceko telah mempelopori koalisi 18 negara untuk membeli peluru artileri dari luar Eropa dan bulan ini Praha berjanji akan mulai mengirimkan 300.000 peluru pertama ke Kyiv dalam beberapa minggu.
Sementara itu, Rusia telah meningkatkan produksi senjatanya dengan menempatkan perekonomiannya pada landasan perang dan telah menerima pengiriman senjata dalam jumlah besar dari Iran dan Korea Utara.
Para pemimpin UE akan membahas upaya untuk meningkatkan industri Eropa dan mendukung Ukraina pada pertemuan puncak di Brussels minggu depan. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)