Israel Izinkan Ratusan Warga Yahudi Beribadah di Masjid Al-Aqsa

Komplek Masjid Al-Aqsa terlarang untuk warga Yahudi melakukan ibadah. Foto: Anadolu

Israel Izinkan Ratusan Warga Yahudi Beribadah di Masjid Al-Aqsa

Fajar Nugraha • 17 April 2025 16:36

Yerusalem: Pemerintah Israel mengizinkan 180 jemaah Yahudi beribadah di Masjid Al-Aqsa, jumlah terbesar yang pernah diizinkan sejak pendudukan wilayah tersebut sejak pendudukan wilayah tersebut pada 1967. Jemaah Yahudi diperbolehkan masuk dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan.

Sebelumnya, Israel hanya mengizinkan maksimal 30 orang dalam satu waktu. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran dari pihak pengelola situs suci tersebut.

“Ini adalah pemandangan yang menakutkan,” kata Aouni Bazbaz, Direktur Urusan Internasional Islamic Waqf, dikutip dari Middle East Eye, Rabu, 16 April 2025. Ia menyatakan bahwa peningkatan jumlah pengunjung Yahudi ke kompleks Al-Aqsa belum pernah terjadi sebelumnya dan menandai pergeseran kebijakan yang signifikan.

Status quo dipertanyakan, ketegangan meningkat

Pemerintah Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa status quo di Temple Mount atau Masjid Al-Aqsa tidak berubah dan tidak akan berubah.

Namun, meningkatnya kunjungan pemukim Yahudi ke dalam kompleks, termasuk dukungan terbuka dari sejumlah pejabat seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi kebijakan tersebut.

Kelompok Temple Mount Administration mengklaim bahwa 3.000 jemaah Yahudi telah mengunjungi situs itu hanya dalam tiga hari pertama perayaan Paskah. Beberapa di antaranya bahkan menyerukan pembangunan kembali kuil Yahudi di lokasi yang kini ditempati Masjid Al-Aqsa, sebuah gagasan yang memicu kekhawatiran besar di kalangan Muslim.

Kekhawatiran terhadap segregasi dan eskalasi politik

Bazbaz memperingatkan bahwa pembagian akses di kompleks tersebut dapat mengarah pada skenario serupa seperti di Masjid Ibrahimi, Hebron, yang kini dibagi menjadi masjid dan sinagoge. Ia menyebut situasi ini sebagai bentuk nyata dari praktik segregasi agama yang dipaksakan secara sepihak oleh otoritas Israel.

“Yang terjadi hari ini lebih merupakan langkah untuk menimbulkan kemarahan daripada untuk tujuan keagamaan,” ujar Bazbaz. Ia menambahkan bahwa ketegangan semakin memburuk sejak dimulainya konflik di Gaza, dengan praktik-praktik keagamaan Yahudi di Al-Aqsa yang kini bahkan didorong oleh otoritas resmi.

(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)