Charlie Kirk bersama dengan keluarganya. Foto: Instagram
Utah: Jaksa Wilayah Utah, Jeffrey Gray, mengatakan pada Selasa, 16 September, akan menuntut hukuman mati bagi tersangka pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk. Jaksa wilayah di Amerika Serikat (AS) itu mengungkapkan bukti dugaan pesan teks pengakuan tersangka.
Tyler Robinson, 22, didakwa melepaskan satu tembahkan senapa dari atap gedung yang menewaskan Charlie Kirk di Utah Valley University, Rabu lalu.
"Saya sudah muak dengan kebenciannya," ujar Robinson pasangannya, menurut transkrip pengadilan jaksa, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 17 September 2025.
Gray mengumumkan tujuh dakwaan, termasuk pembunuhan berat, menghalangi keadilan dengan menghilangkan barang bukti, dan memanipulasi bukti. Ia mengatakan keputusan hukuman mati dibuat secara independen berdasarkan bukti, keadaan, serta sifat kejahatan.
"Saya berkesempatan untuk mengalahkan Charlie Kirk dan saya akan melakukannya," menurut catatan Robinson. Ia mengaku dan minta maaf kepada teman sekamarnya.
Kirk diduga memberi tahu temannya, bahwa ia merencanakan serangan tersebut lebih dari seminggu. Ia berharap dapat mengambil senapan tersebut dan meminta agar pesannya di hapus.
DNA Kirk ditemukan pada pelatuk senjata dan ia menyerahkan diri setelah orang tuanya mengenali Kirk dari gambar penembak dan membujuknya untuk bertemu dengan wakil sheriff yang sudah pensiun. Ia mengkhawatirkan teman sekamarnya, tetapi teman Kirk bekerja sama dengan pihak berwenang.
Kirk adalah sekutu terkemuka Trump, yang ditembak saat sedang berpidato dihadapan 3.000 orang. Peristiwa tersebut terekam dalam video yang tersebar luas di media sosial.
Pembunuhan ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan politik di AS setelah dua upaya pembunuhan Trump lalu dan anggota parlemen Demokrat di Minnesota.
Kesimpulan dari
Reuters/Ipsos menunjukkan dua pertiga orang Amerika percaya retorika politik yang mendorong kekerasan. Sementara itu sidang pertama robinson ditetapkan melalui tautan video dari penjara di Provo.
(Kelvin Yurcel)