Protes warga Inggris tidak menyukai kedatangan Donald Trump. Foto: BBC
London: Ribuan demonstran anti-Trump membanjiri London untuk memprotes kunjungan kenegaraan kedua Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Inggris. Protes terjadi usai demonstran merasa jijik, Trump menerima perlakuan karpet merah di Kastil Windsor, London oleh Raja Charles III.
Polisi Metropolitan London, memperkirakan sekitar 5.000 orang hadir dalam protes yang berpuncak di depan parlemen. Sementara itu para demonstran mengatakan ketidaksetujuan terhadap segala hal tentang Trump.
"Kami protes, saya rasa, tentang segala hal tentang Donald Trump. Anda tidak tahu harus membawa plakat apa, sungguh, ada begitu banyak hal yang tidak disukai," ujar mantan guru, Dave Lockett, 67 tahun, kepada AFP, seperti dikutip dalam Malay Mail, Kamis, 18 September 2025.
Ia mengkhawatirkan ide-ide Trump dapat mengarah pada fasisme di Inggris. Sementara itu, Pemimpin Partai Hijau, Zack Polanski mengatakan, protes ini menantang segala pertahanan Trump dan menolak politik kebencian dan perpecahan.
Berbagai spanduk dan poster dibawa, dari dukungan Palestina hingga penolakan fasisme, termasuk replika balon Trump bayi berpopok. Slogan utama yang diteriakkan adalah: "Katakan dengan lantang, katakan dengan jelas, Donald Trump tidak diterima disini."
Demonstrasi ini diorganisir oleh
Stop Trump Coalition, bekerja sama dengan Amnesty International UKI, Black Lives Matter UK, dan Greenpeace. Kelompok ini menduga Trump menghindari London karean tahu akan ada protes besar terhadap dirinya.
Lebih dari 1.600 petugas Metropolitan Police dikerahkan untuk menjaga ketertiban, namun tidak ada laporan kekacauan atau penangkapan. Aksi tandingan yang diisukan gagal mengumpulkan massa, hanya ada satu pengunjuk rasa pro-Trump yang terlihat.
Riset terbaru menunjukkan Trump sangat tidak populer di Inggris, hampir separuh responden menganggap undangan kunjungan kenegaraan kedua itu salah. Hanya seperempat responden yang percaya kunjungan tersebut akan meningkatkan hubungan Inggris-AS.
Wali Kota London, Sadiq Khan, seorang kritikus vokal, menuduh Trump mengobarkan api politik sayap kanan yang memecah belah dan menggunakan tindakan taktik otokrat. Khan telah menjadi kritikus gigih terhadap Trump di tengah perseteruan bertahun-tahun.
(Kelvin Yurcel)