Ilustrasi. Medcom
Media Indonesia • 13 July 2025 15:24
Jakarta: Sebanyak 20,9 persen anak-anak di Indonesia kehilangan kehadiran ayah akibat perceraian, kematian, atau pekerjaan yang jauh dari keluarga. Sedikitnya 33 persen remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, namun hanya 4,3 persen orang tua mendeteksi anak mereka membutuhkan bantuan.
Tercatat, 37,17 persen anak usia 0-5 tahun diasuh oleh kedua orang tua kandung secara bersamaan. Ada 20,9 persen anak yang ayahnya terlibat langsung dalam pengasuhan anak di Indonesia.
Data tersebut di-publish UNICEF, 2021; I-NAMHS, 2022; BPS, 2021; dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI 2017), menunjukkan fenomena fatherless tengah terjadi di Indonesia. Dalam upaya menekan kondisi yang kurang menguntungkan tersebut bagi perkembangan dan pertumbuhan anak ke depan, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).
Peluncurannya dilakukan langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji. GATI bertujuan mendorong keterlibatan aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja.
"Dampak pengasuhan yang yang dilakukan oleh ayah terhadap anak akan terkait dengan leadership, prestasi akademik, emosional, sosial hingga kognitif anak," ucap Menteri Wihaji, dilansir pada Minggu, 13 Juli 2025.
Kini, mengambil momentum berakhirnya liburan sekolah dan tahun ajaran baru, Menteri Wihaji menerbitkan Surat Edaran Mendukbangga/Kepala BKKBN Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Pengasuhan anak yang efektif membutuhkan keterlibatan aktif kedua orang tua.
Gerakan ini efektif mulai berlaku 14 Juli 2025. Menurut Wihaji, gerakan ini bertujuan memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini.
"Melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut akan tercipta kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar," demikian salah satu isi dari surat edaran tersebut, yang diedarkan pada Jumat, 11 Juli 2025.
Dalam surat edaran tersebut, Menteri Wihaji menggarisbawahi gerakan ini menjadi simbol perubahan budaya pengasuhan di Indonesia. Dari yang semula terpusat pada peran ibu, menjadi lebih kolaboratif dan setara.
Selain ASN di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN, Menteri Wihaji berharap para pihak ikut terlibat aktif mengedukasi keluarga, kerabat, dan tetangga untuk berpartisipasi dalam Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.
Baca Juga:
Era Digital, Anak Mesti Disajikan Tontotan Edukatif yang Rangsang Tumbuh Kembang |