Jadi Pemimpin Visioner, Menaker Minta Praja IPDN Memiliki 3 Mindset

Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli. Foto: Dok. Kemenaker.

Jadi Pemimpin Visioner, Menaker Minta Praja IPDN Memiliki 3 Mindset

Anggi Tondi Martaon • 17 July 2025 08:48

Sumedang: Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengajak Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) membekali diri dengan tiga cara beripikir (mindset) untuk menjadi pemimpin visioner. Yakni, growth maindset, future mindset, dan innovation mindset.

Hal itu disampaikan Yassierli saat memberikan kuliah umum kepada 3509 Praja IPDN di kampus IPDN Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 1109 peserta Stadium General secara offline dan 2400 secara online.

"Inilah bekal untuk adik-adik Praja semua sebagai kader pemimpin masa depan. Orang-orang sukses pasti memiliki mindset untuk berkembang, mindset melihat (peluang) ke depan dan mindset melakukan perubahan, " kata Yassierli melalui keterangan tertulis, Kamis, 17 Juli 2025. 

Growth mindset adalah percaya bahwa kemampuan bisa dikembangkan melalui usaha dan pembelajaran berkelanjutan. Future mindset ialah mampu mengantisipasi perubahan dan mengambil keputusan berdasarkan proyeksi masa depan. 

Sedangkan innovation mindset ialah berani mencoba hal baru, merancang solusi untuk tantangan, dan tidak takut gagal. 

Yassierlu mencontohkan alumni STPDN angkatan 07 Sunardi Sinaga Kepala Biro Humas Kemnaker. Sunardi disebut tidak pernah belajar ilmu Humas dan bahkan pernah menjadi SesDitjen Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 yang mungkin tidak pernah tau ilmu itu sebelumnya, tetapi mau cepat belajar sehingga menguasai bidang itu. 

Ada juga kepala balai besar Pelatihan Vokasi Medan yang juga alumni STPDN angkatan 07, Faried. Dia disebut paham ilmu pelatihan vokasi karena memiliki keinginan belajar serta mengembangkan kompetensinya dan terbuka kepada hal-hal baru. 
 

Baca juga: 

Wamenaker Noel Tegaskan Penahanan Ijazah Karyawan Ilegal dan Kriminal


Yassierli menyampaikan, sebagai generasi yang melek teknologi, kreatif, dan inovatif, Praja IPDN perlu berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang dapat mengasah kemampuan, memperluas wawasan dan siap untuk bersaing di pasar kerja global dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.

"Saya berharap Praja IPDN mempersiapkan diri menghadapi era digital dan menjadi agen perubahan, penguatan soft skills, hard skills sebagai investasi untuk masa depan individu dan bangsa di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah, " ujar Yassierli.

Yassierli juga menekankan pentingnya Praja IPDN mengembangkan kompetensi lintas bidang, yaitu kombinasi dari technical skill, cognitive skill, dan soft skill seperti kepemimpinan, komunikasi interpersonal, dan kerja sama tim. Menurut dia, para akan bekerja melayani publik dan akan ditugaskan di seluruh Nusantara.

"Dan harus diingat bahwa tugas para Pamong praja sebagai pelayan publik harus dekat dengan masyarakat, lihat dan dengar aspirasi mereka dan rumuskan dalam suatu perencanaan sebagai dasar program kerja," ungkap dia.

Menurut dia, salah satu hal yang harus dipahami dan dicermati Praja yaitu persoalan ketenagakerjaan. Sebab, tugas-tugas kepamongan sangat bersentuhan langsung dengan masalah sosial. 

Dia meminta para Praja mencari solusi bagi masyarakat yang tidak bekerja. Hal itu bisa dilakukan dengan menyediakan akses pasar kerja hingga pelatihan kompetensi termasuk reskilling atau upskilling melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki pemerintah dan atau Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. Sehingga, masyarakat memiliki skill sehingga siap bekerja dan atau bisa berwirausaha. 

"Generasi muda, khususnya Praja IPDN memiliki peran sangat strategis dalam era digital dan membangun masa depan ketenagakerjaan Indonesia yang lebih baik, " ujar dia.

Yassierli menambahkan, bahwa menghadapi kompleksitas tantangan ketenagakerjaan ke depan, penting kolaborasi antara dunia akademis, industri, dan pemerintah. Sehingga, ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan adaptif terhadap perubahan teknologi terbangun.

“Kita harus terus memadukan teknologi dengan kearifan lokal, berinovasi, agar mampu menciptakan tenaga kerja yang kompeten, berdaya saing, dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” sebut dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)