Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: The New York Times.
M Ilham Ramadhan Avisena • 31 January 2025 19:25
Jakarta: Indonesia tak ambil pusing perihal kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump yang bakal menghentikan pengembangan mobil listrik. Hal itu justru dipandang sebagai peluang untuk mengoptimalisasi nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Justru tidak (khawatir) sama sekali. Justru dengan harga nikel yang turun, itu membuat EV (electric vehicle) baterai berbasis nikel itu akan juga lebih meningkat," ujar Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani kepada pewarta, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025.
Hal itu karena harga nikel di pasar dunia akan menjadi kompetitif dan bersaing dengan Lithium Ferro-Phosphate (LFP). Harga nikel yang terlampau tinggi berdampak pada biaya produksi mobil listrik dan harga akhir di konsumen. Itu menyebabkan mobil kendaraan listrik berbasis baterai dari nikel mermiliki harga yang jauh lebih mahal ketimbang LFP.
Baca juga: Menlu AS: Rencana Trump "Caplok" Greenland Bukan Lelucon |