Hadapi Ketidakpastian, Indonesia Tekankan Pentingnya Kepemimpinan yang Bertanggung Jawab

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi. Foto: dok Kemenko Perekonomian.

Hadapi Ketidakpastian, Indonesia Tekankan Pentingnya Kepemimpinan yang Bertanggung Jawab

Eko Nordiansyah • 9 April 2025 14:47

Jakarta: Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya kepemimpinan yang bertanggung jawab dalam menavigasi transformasi struktural dan merespons krisis global. Itu berkaitan dengan berbagai hal dan tantangan yang berpotensi mengganggu perekonomian.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi dalam Pertemuan Sherpa ke-2 Presidensi G20 Afrika Selatan secara virtual beberapa waktu lalu.

"Saat ini, kita dihadapkan pada tantangan besar lainnya. Kepemimpinan yang mampu mengarahkan transformasi struktural dan menghadapi krisis akan menjadi sorotan dunia internasional, khususnya dalam menanggapi gangguan perdagangan dan ketidakstabilan global," ujarnya dikutip dari siaran pers, Rabu, 9 April 2025.

Pertemuan yang dipimpin Sherpa G20 Afrika Selatan Zane Dangor itu dihadiri Sherpa 21 ekonomi Anggota G20, 9 negara undangan yaitu Aljazair, Belanda, Irlandia, Mesir, Nigeria, Norwegia, Uni Emirat Arab, Spanyol, dan Singapura, serta 17 organisasi internasional.

Pertemuan itu juga bertujuan untuk menyelaraskan pandangan strategis menjelang pertemuan putaran kedua Working Groups dan Pertemuan Tingkat Menteri (PTM). Di tengah tantangan terhadap kerja sama multilateral dan sistem internasional berbasis peraturan, para Sherpa menyampaikan komitmen kuat untuk memastikan G20 tetap menjadi jangkar stabilitas global di tengah tantangan yang semakin kompleks.

G-20 merupakan forum utama kerja sama ekonomi global yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengantisipasi dan mengelola spillover effect dari ketidakpastian global yang dapat berdampak pada perekonomian dunia.

"Saat ini terdapat kecenderungan masing-masing negara bertindak sendiri, melemahnya koordinasi multilateral, dan meningkatnya unilateralisme yang terfragmentasi. G20 tentunya perlu mendorong perlindungan terhadap pasar terbuka dan menolak proteksionisme, yang mana hal ini menjadi krusial dalam menjaga stabilitas global," jelas Edi.
 

Baca juga: 

Manufaktur RI Tetap Ekspansif di Tengah Gonjang-ganjing Ekonomi Global



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Penguatan sistem perdagangan multilateral

Sebagai bagian dari solusi yang inklusif dan berkelanjutan, G20 sepakat menegaskan pentingnya memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan berbasis aturan. Dalam hal ini, G20 perlu memperkuat instrumen penegakan perdagangan seperti anti-dumping dan peraturan bea masuk yang sesuai dengan komitmen internasional yang telah disepakati, khususnya dalam menghadapi lonjakan impor.

Dalam era persaingan dan multipolaritas global saat ini, pengelolaan peluang dan tantangan dari kemajuan teknologi, termasuk Artifical Intelligence (AI) yang beretika, menjadi kunci bagi stabilitas dan kemakmuran dunia.

Untuk memastikan tidak ada pihak yang tertinggal, G20 mendorong berbagai langkah prioritas seperti pengembangan keterampilan, perluasan akses terhadap infrastruktur digital, serta penerapan prinsip-prinsip etika dan penguatan kapasitas nasional.

"Indonesia mendukung komitmen G20 terhadap penggunaan AI jangka panjang, termasuk pentingnya pembentukan kerangka kerja yang lebih koheren. Untuk itu, koordinasi lintas sektor yang lebih baik di dalam G20, yang dilandasi semangat netralitas, kepercayaan, dan keamanan, akan memperkuat posisi G20 dalam tata kelola teknologi global," kata Edi.

Para Sherpa turut membahas secara intensif mengenai inisiatif G-20@20 yang merupakan evaluasi yang menandai dua dekade peran G20 sebagai forum utama kerja sama ekonomi internasional. Indonesia mengapresiasi proposal awal tinjauan G-20@20 dan menekankan pentingnya reformasi nyata yang memperkuat prinsip inklusivitas, konsensus, dan kesetaraan.

Pasalnya, G20 harus tetap relevan sebagai forum ekonomi global di tengah dinamika geopolitik, sehingga Indonesia mendorong seluruh anggota terlibat aktif demi menjaga relevansi dan efektivitas forum ini.

Pertemuan Sherpa ke-2 ini menjadi tonggak penting menuju KTT G-20 Afrika Selatan pada November 2025 mendatang, dan menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mengatasi tantangan global dengan semangat kolaborasi dan solidaritas.

"Dengan bergerak maju secara kolektif, kita membuktikan bahwa kekuatan G-20 terletak pada persatuan sekaligus keberagamannya," ungkap Edi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)