Meski Ada Dampak Tarif Trump, Inflasi AS Malah Terpangkas

Ilustrasi, konsumen memilih barang di sebuah supermarket di Foster City, California, AS. Foto: Li Jianguo/Xinhua.

Meski Ada Dampak Tarif Trump, Inflasi AS Malah Terpangkas

Husen Miftahudin • 11 April 2025 08:45

Washington: Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan inflasi konsumen AS pada periode Maret 2025 tercatat sebesar 2,4 persen secara tahunan (yoy). Tingkat inflasi ini meningkat dibandingkan periode Januari 2025 yang tercatat 3,0 persen (yoy) dan Februari 2025 di angka 2,8 persen (yoy), dikutip dari Xinhua, Jumat, 11 April 2025.
 
Menurut laporan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja, Indeks Harga Konsumen (IHK), ukuran umum biaya barang dan jasa di seluruh ekonomi AS, turun 0,1 persen secara musiman (mtm) pada Maret 2025 setelah naik 0,5 persen (mtm) pada Januari dan 0,2 persen (mtm) pada Februari.
 
Meskipun data keseluruhan sedikit mendingin, harga telur pada Maret meningkat 5,9 persen (mtm) dan 60,4 persen (yoy), mencerminkan kekurangan telur yang belum terselesaikan di AS.
 
Harga telur AS terus melonjak karena kekurangan ayam petelur di tengah wabah flu burung, yang juga dikenal sebagai flu burung, menambah tekanan berkelanjutan pada lanskap inflasi.
 
Laporan inflasi terbaru menunjukkan apa yang disebut CPI inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, tumbuh 0,1 persen pada Maret, menyusul kenaikan 0,2 persen pada Februari.
 
CPI inti naik 2,8 persen selama 12 bulan terakhir yang berakhir Maret, turun dari pertumbuhan 3,1 persen pada Februari, menandakan tekanan inflasi berkelanjutan.
 
Indeks yang meningkat selama bulan tersebut meliputi perawatan pribadi, perawatan medis, pendidikan, pakaian, dan kendaraan baru. Indeks untuk tarif pesawat, asuransi kendaraan bermotor, mobil dan truk bekas, dan rekreasi termasuk di antara indeks utama yang menurun pada Maret.
 

Baca juga: Trump Revisi Tarif untuk Tiongkok, Angka Baru Berubah jadi 145 Persen


(Ilustrasi ekonomi Amerika Serikat. Foto: Unsplash)
 

Tarif Trump bisa kerek inflasi

 
Meskipun inflasi di Negeri Paman Sam melambat, namun analis memperingatkan kenaikan tarif pemerintahan Presiden AS Donald Trump dapat menaikkan harga dalam waktu dekat.
 
Para pengamat meyakini kebijakan seperti kenaikan tarif impor barang dan perdagangan internasional yang diterapkan Trump secara meluas, dapat semakin meningkatkan inflasi.
 
Sebuah jajak pendapat yang baru-baru ini dirilis oleh Reuters dan Ipsos menunjukkan ketika Trump mengenakan tarif yang luas pada barang-barang dari sebagian besar belahan dunia, mayoritas warga AS bersiap menghadapi kenaikan harga pada produk-produk konsumen sehari-hari.
 
Sekitar 73 persen responden percaya setelah tarif baru pada hampir semua barang impor berlaku, harga barang-barang yang mereka beli secara rutin akan naik selama enam bulan ke depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)