Kirab Grebeg Besar 2025 Kabupaten Demak. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani.
Demak: Puncak perayaan Grebeg Besar Demak 1446 Hijriah berlangsung meriah bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, Jumat, 6 Juni 2025. Ribuan warga memadati jalur kirab mulai dari Pendopo Kabupaten hingga Komplek Makam Sunan Kalijaga.
Kirab Grebeg Besar Demak diawali dengan iring-iringan kereta kencana yang mengangkut jajaran pejabat daerah. Kehadiran mereka disambut antusias oleh masyarakat yang sudah memadati lokasi sejak pagi.
“Kami datang sejak subuh supaya dapat tempat didepan. Momen ini hanya terjadi setahun sekali,” ujar Sulastri, warga Desa Bintoro.
Sorotan utama kirab tertuju pada barisan Prajurit Patang Puluhan, yang terdiri dari 40 personel berpakaian adat ala prajurit Kesultanan Demak. Mereka tampil dalam formasi tertib dan berjalan serempak mengiringi prosesi menuju Komplek Makam Sunan Kalijaga.
Selain itu, sebanyak 594 peserta berbaju prajurit turut mengiringi kirab, mencetak rekor baru Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk jumlah prajurit terbanyak dalam sebuah kirab budaya. Kepala MURI Semarang, Ari Andriani, secara langsung menyerahkan piagam dan medali rekor.
“Empat tahun berturut-turut Demak memecahkan rekor MURI. Ini bukan hal biasa. Grebeg Besar sudah menjadi simbol kolaborasi, budaya, dan spiritualitas yang unik,” ujar Ari saat penyerahan penghargaan.
Plh Bupati Demak, Muhammad Badruddin, mengungkapkan rasa bangga atas capaian tersebut. “Ini adalah bentuk semangat gotong royong masyarakat Demak dalam melestarikan warisan leluhur. Terima kasih atas sinergi semua pihak,” katanya.
Puncak acara diwarnai dengan ritual penjamasan dua pusaka Sunan Kalijaga Ageman Kotang Onto Kusumo dan Keris Kyai Carubuk oleh ahli waris Kadilangu. Sebelum prosesi, tahlil dan doa bersama dilakukan di depan cungkup makam.
“Jamasan ini merupakan amanah dari Sunan Kalijaga sendiri untuk menjaga dan menyucikan dua pusaka peninggalan beliau,” jelas Mbah Muchsin, salah satu juru kunci yang tergabung dalam tim jamas.
Prosesi ini dilakukan secara khidmat oleh tujuh orang ahli waris, yang sebelumnya menjalani puasa sejak 1 Dzulhijjah hingga hari Arafah. Usai penyucian, masyarakat tampak antusias berebut salaman dengan mereka.
“Katanya kalau bisa salaman dengan tim jamas, rezekinya lancar dan hidupnya berkah,” kata Arif, pemuda asal Mranggen yang mengaku sengaja datang untuk ngalap berkah.
Rangkaian Grebeg Besar kali ini juga menampilkan kolaborasi budaya, edukasi sejarah, dan penguatan nilai-nilai spiritual. Kirab ini melintasi sejumlah titik strategis, seperti Alun-Alun Demak, Pasar Bintoro, Jalan Sunan Kalijaga, dan Jalan Raden Sahid.
“Tradisi hanya akan hidup kalau kita teruskan dan kita rawat. Grebeg Besar adalah wujud kebanggaan dan identitas kita sebagai warga Demak,” tutup Badruddin.