Masih Ngegas, IHSG Dibuka ke 8.449 Pagi Ini

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan hingga ke zona hijau, Kamis pagi, 20 November 2025. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG berada di posisi 8.449,542.

Mengacu data RTI yang terekam hingga pukul 09.10 WIB, IHSG naik sebanyak 49,782 poin setara 0,59 persen ke level 8.456,359. IHSG berada di level tertinggi di 8.466,405.

Adapun sebanyak 304 saham emiten menguat pada perdagangan pagi ini. Sementara, 181 saham lainnya melemah dan 196 saham stagnan.

Untuk sementara, total transaksi yang tercatat sebanyak Rp2,247 triliun dengan total saham yang diperdagangkan 3,533 miliar saham. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp15.455,253 triliun.
 

(Ilustrasi. MI/Usman Iskandar)

IHSG berpotensi lanjutkan penguatan

Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG kemarin ditutup naik 0,53 persen, disertai dengan net buy asing sebesar Rp813 miliar. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, BBRI, TLKM, BBCA dan BBNI.

Sementara itu, indeks-indeks saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 19 November 2025, menghentikan tren pelemahan empat hari terakhir yang didominasi tekanan pada saham teknologi. Penguatan tersebut disebabkan oleh rebound saham Nvidia.

Indeks S&P 500 naik 0,38 persen, Nasdaq Composite menguat 0,59 persen, Dow Jones Industrial Average bertambah 0,1 persen. Saham Nvidia juga rebound sekitar tiga persen sebelum laporan keuangan kuartal III yang dipublikasikan setelah penutupan, yang berhasil melampaui ekspektasi Wall Street, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Di sisi lain, Bursa Asia bervariasi dengan Sebagian besar melemah pada perdagangan Rabu kemarin. Indeks Nikkei 225 turun 0,34 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 0,38 persen, Taiex Taiwan melemah 0,66 persen, Kospi Korea Selatan turun 0,61 persen dan ASX 200 Australia berkurang 0,52 persen.

"IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan hari ini, setelah BI rate hold sesuai dengan ekspektasi. Diperkirakan Support IHSG: 8300-8350 dan Resist IHSG: 8450-8470," kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam risetnya.