Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah
Eko Nordiansyah • 20 November 2025 09:08
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan. Mata uang Garuda tersebut melemah saat dolar AS mendapatkan sentimen positif untuk menguat.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 20 November 2025, rupiah berada di level Rp16.733 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 25,5 poin atau setara 0,15 persen dari Rp16.707,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara dari data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.727 per USD. Rupiah terpantau melemah karena pada penutupang perdagangan kemarin berada di level Rp16.690 per USD.
Baca Juga :

(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah. Rupiah ditutup melemah di rentang Rp16.700 per USD hingga Rp16.750 per USD.
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen laporan penggajian non-pertanian AS September, yang ditunda karena penutupan pemerintah bulan lalu, dijadwalkan rilis pada Kamis.
"Pelaku pasar mencermati sinyal kekuatan pasar tenaga kerja dan tekanan upah. Data yang lebih lemah dari perkiraan dapat meningkatkan harapan penurunan suku bunga Federal Reserve," jelas Ibrahim.
Sementara para pejabat Federal Reserve baru-baru ini mengisyaratkan kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut. Inflasi tetap tinggi, dan pertumbuhan ekonomi tetap tangguh, sehingga pasar hanya memperkirakan peluang moderat untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember.
Menambah ketidakpastian pasar, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah memutuskan pilihan yang disukainya untuk ketua Federal Reserve berikutnya dan mungkin akan segera mengumumkannya.
"Meskipun masa jabatan ketua saat ini, Jerome Powell, akan berakhir Mei 2026, spekulasi tentang calon baru telah meresahkan investor yang khawatir tentang independensi bank sentral," papar dia.
Di sisi lain, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada 4,75 persen. Selain itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50 persen.
Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.