CEO Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar.
Husen Miftahudin • 21 August 2025 07:15
Jakarta: Dalam upaya memperkuat ekosistem investasi strategis dan tata kelola aset negara yang profesional serta berdaya saing, Badan Pengelola Investasi Danantara atau BPI Danantara (Danantara Indonesia) menegaskan pentingnya kemitraan erat dengan DPR RI, khususnya Komisi XI. Ini menjadi bagian dari penguatan tata kelola kelembagaan dan arah kebijakan yang berdampak jangka panjang bagi perekonomian nasional.
"Profesionalisme dan good governance harus menjadi pegangan utama. Jika keduanya dipadukan, kontribusi BUMN terhadap pasar akan nyata, mendorong pertumbuhan sektor riil dan ekonomi secara makro. Kehadiran Danantara akan semakin strategis, bukan hanya sebagai pengelola portofolio BUMN, tetapi juga sebagai motor penggerak investasi di sektor prioritas," ucap Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 21 Agustus 2025.
Keterlibatan DPR sebagai mitra strategis memainkan peran kunci dalam memastikan transparansi, pengawasan, serta legitimasi publik atas seluruh inisiatif pelaksanaan mandat Danantara Indonesia, baik di tingkat perumusan strategi konsolidasi BUMN maupun pengembangan investasi jangka panjang.
Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara sekaligus CEO Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, kolaborasi Danantara dengan Komisi XI bukan hanya soal koordinasi antarlembaga, melainkan tentang usaha bersama seluruh elemen bangsa dalam membangun masa depan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan.
Sejak terbentuknya Danantara Indonesia pada awal 2025, sejumlah pencapaian kelembagaan telah dilakukan, mulai dari pengaktifan Badan Pengelola Investasi (BPI) sebagai entitas strategis pengarah kebijakan berdasarkan UU No. 1 Tahun 2025 hingga pengaktifan Danantara Investment Management sebagai kendaraan investasi jangka panjang yang berdampak tinggi.
"Hingga pertengahan 2025, Danantara Indonesia telah menandatangani berbagai kemitraan investasi global seperti melalui MoU dengan Qatar Investment Authority (QIA), China Investment Corporation (CIC), Japan Bank for International Cooperation (JBIC), ACWA Power, dan Eramet, untuk mendukung hilirisasi industri dan pengembangan sektor strategis seperti energi terbarukan, petrokimia, dan logistik berkelanjutan," papar Rosan.
Bersamaan dengan itu, Danantara Indonesia juga telah membangun sistem pengawasan dan manajemen risiko yang terintegrasi, berbasis prinsip tata kelola yang baik (good governance), manajemen dampak (impact management), serta keterbukaan informasi kepada publik sebagai bagian dari komitmen akuntabilitas institusional.
Baca juga: Gelar Upacara Bendera HUT ke-80 RI, Danantara Siap Kawal Investasi |