Ilustrasi. Foto: dok MI.
Jakarta: Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan. Padahal pada perdagangan pagi, pasa modal Indonesia itu sempat melejit hingga menembus level 7.931,759.
Berdasarkan pemantauan, IHSG pada awal pembukaan sempat menghijau sebelum akhirnya anjlok. Tergelincirnya pasar saham Indonesia itu terus bertahan hingga penutupan penutupan sesi pertama.
Setelah jeda istirahat siang, IHSG lagi-lagi enggan beranjak dari zona merah. Kondisi ini terus bertahan, hingga menjelang penutupan perdagangan, penurunan IHSG malah jauh lebih dalam.
Mengutip laman RTI, Selasa, 19 Agustus 2025, IHSG ditutup di posisi 7.862,949 atau turun 35,426 poin, setara 0,45 persen.
Saat bel pembukaan perdagangan, IHSG bertengger di posisi 7.905,345. Gerak indeks sempat menyentuh level tertinggi di posisi 7.931,759 dan level terendahnya di 7.854,095.
Adapun volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 40,055 miliar lembar saham senilai Rp18,559 triliun. Sebanyak 242 saham melemah, 405 saham menguat, dan 155 saham lainnya stagnan.
(Ilustrasi pergerakan saham pada IHSG. Foto: Medcom.id)
Bergerak beragam
Riset harian FAC Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG pada hari ini cenderung bergerak beragam (mixed). "Pergerakan ini lantaran dibayangi aksi
profit taking pascapenguatan 4,85 persen yang terjadi pada pekan sebelumnya," sebut analis FAC Sekuritas dalam risetnya.
Faktor eksternal paling berpengaruh terhadap pergerakan IHSG hari ini, di antaranya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan meredam spekulasi tentang pemangkasan suku bunga Federal Reserve sebesar 50 bps pada September 2025.
Pelaku pasar masih memperhitungkan peluang lebih dari 90 persen untuk pemotongan
suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan. Sebagai catatan, Wall Street tadi malam ditutup variatif, seperti Dow Jones turun 0,08 persen, S&P 500 berkurang 0,01 persen, dan Nasdaq menguat 0,03 persen.
Fokus pasar bergeser ke minggu depan yang padat, dengan rilis laporan keuangan dari ritel besar seperti Walmart, Target, Home Depot, dan Lowe’s.
Sorotan utama adalah pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di simposium Jackson Hole, yang akan diawasi ketat untuk petunjuk arah suku bunga, dengan pasar memperkirakan kemungkinan besar terjadi pemotongan suku bunga pada September. Selain itu, rilis notulen rapat Fed Juli pada Rabu akan memberi wawasan tentang perdebatan para pembuat kebijakan.
Di sisi geopolitik, perhatian tetap tinggi setelah Trump bertemu Presiden Zelensky dan pemimpin Eropa, setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.