Sushila Karki menjadi perempuan pertama yang menjadi perdana menteri di Nepal. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 13 September 2025 09:21
Kathmandu: Mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki, resmi dilantik sebagai perdana menteri pada Jumat, 12 September, untuk memimpin transisi enam bulan menuju pemilu, setelah gelombang protes antikorupsi berdarah memaksa pemerintah sebelumnya mundur.
Perdana menteri sebelumnya mengundurkan diri pada Selasa lalu setelah gedung parlemen dibakar massa.
“Saya, Sushila Karki… bersumpah atas nama negara dan rakyat untuk menjalankan tugas sebagai perdana menteri,” ujar Karki, dikutip dari The Peninsula, Sabtu, 13 September 2025.
Karki kini menjadi perempuan pertama yang menjabat posisi perdana menteri di Nepal. Sebelumnya, ia juga merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan Ketua Mahkamah Agung Nepal.
“Selamat! Kami mendoakan Anda sukses, mendoakan negara ini sukses,” kata Presiden Ram Chandra Paudel dalam upacara kecil di istana kepresidenan yang dihadiri sejumlah diplomat dan mantan pemimpin.
Negara berpenduduk 30 juta jiwa di Himalaya itu terjerumus dalam kekacauan pekan ini setelah aparat keamanan berusaha membubarkan demonstrasi pemuda Gen Z yang menuntut pemberantasan korupsi.
Sedikitnya 51 orang tewas dalam kekerasan terburuk sejak berakhirnya perang saudara dan penghapusan monarki pada 2008. Militer kembali mengambil alih kendali jalanan pada Rabu, memberlakukan jam malam.
Penunjukan Karki, yang dikenal independen, dilakukan setelah dua hari negosiasi intensif antara Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Ashok Raj Sigdel, Presiden Paudel, dan perwakilan dari Gen Z.
Ribuan aktivis muda menggunakan aplikasi Discord untuk berdiskusi langkah-langkah ke depan, dan akhirnya menyebut Karki sebagai calon pemimpin pilihan mereka.
Karki, mengenakan sari merah, hanya mengucap sumpah tanpa memberi pernyataan lebih lanjut. Ia tersenyum dan berulang kali menangkupkan tangan memberi salam tradisional.
“Ini adalah momen kemenangan… akhirnya kekosongan kekuasaan berakhir,” kata Amrita Ban, salah seorang demonstran Gen Z.
“Kami berhasil,” tulis kelompok pemuda Hami Nepal di Instagram, seraya menyerukan persatuan dan penghormatan atas nyawa yang hilang dalam perjuangan.
Baca juga: Kerusuhan Nepal Simbol Pergeseran Geopolitik Asia Selatan