Inovasi Geospasial Digenjot untuk Ketahanan Pangan dan Energi

Presiden Direktur Barraslogi, Nikma Fista Safrina. Foto: dok istimewa.

Inovasi Geospasial Digenjot untuk Ketahanan Pangan dan Energi

Ade Hapsari Lestarini • 16 September 2025 08:28

Jakarta: PT Barrakusuma Spatial Teknologi (Barraslogi) menyoroti peran teknologi dalam memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional melalui forum BarraSphere 2025, konferensi dan talkshow terkait geospasial. Melalui forum ini, Barraslogi ingin memperlihatkan teknologi geospasial tidak hanya sebatas alat teknis, melainkan juga solusi strategis untuk pembangunan nasional.

"Melalui integrasi data spasial dan otomasi, kami ingin memperlihatkan geospasial berperan penting dalam memastikan keberlanjutan dan stabilitas pembangunan menuju Indonesia Emas 2045," ujar Presiden Direktur Barraslogi, Nikma Fista Safrina, dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 September 2025.

Nikma menekankan bagaimana integrasi data spasial dapat mendukung ketahanan pangan dan energi dalam kerangka Indonesia Emas 2045. BarraSphere 2025 diharapkan menjadi wadah kolaborasi lintas sektor, menyatukan kepentingan industri, pemerintah, dan akademisi untuk bersama-sama memperkuat ketahanan pangan dan energi Indonesia.

Mengusung tema "The New Face of Geospatial With Integrated Automation: Economic Strengthening in Advancing Food and Energy Resilience," agenda ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dari kementerian, pemerintah daerah, BUMN, hingga sektor swasta. Sejumlah narasumber hadir untuk memberikan perspektif lintas sektor. Dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Julian Ambassadur Shiddiq memaparkan strategi menuju kemandirian energi melalui hilirisasi.


Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani
 

Baca juga: Langkah Nyata Pemerintah Wujudkan Ketahanan Pangan
 

Pemulihan lahan hutan guna mendukung ketahanan pangan dan energi


Sementara itu, Kementerian Kehutanan melalui Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, R. Agus Budi Santosa, menyoroti upaya pemulihan lahan hutan terdegradasi guna mendukung ketahanan pangan dan energi. Sedangkan dari lingkup pemerintahan daerah, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Bali, Ida Bagus Surya Suamba, membagikan pengalaman daerahnya dalam mengintegrasikan data spasial untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya sektor pertambangan diwakili oleh PT Bukit Asam Tbk melalui Kepala Divisi Perencanaan Septyo Cholidie, menekankan pentingnya penerapan solusi digital dan otomatisasi dalam operasi tambang. Kepala Departemen Pengembangan dan Teknologi IT Perum Perhutani Prasetyo Herlambang membahas strategi penguatan daya saing kehutanan berkelanjutan melalui manajemen aset, traceability, dan inovasi geospasial.

Sedangkan dari sektor swasta global, Synspective Inc. melalui Nimas Anggarini menghadirkan perspektif penggunaan citra radar (SAR) untuk mendukung pemantauan pertanian, energi, hingga mitigasi bencana.

Diskusi lintas sektor dalam forum ini dipandu oleh PJS Ketua Program Studi Matematika dan Statistika, School of Computer Science Universitas Bina Nusantara (BINUS), Fabian Surya Pramudya, yang bertindak sebagai moderator. Kehadiran akademisi sebagai fasilitator diharapkan mampu menjembatani perspektif kebijakan, industri, dan riset ilmiah dalam satu ruang dialog yang produktif.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)