Donald Trump, 4 Maret 2023. (Jim Lo Scalzo, EPA-EFE)
Riza Aslam Khaeron • 4 April 2025 11:20
Washington DC: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi mengumumkan penerapan tarif impor baru terhadap mayoritas negara di dunia. Namun, sejumlah negara secara mengejutkan tidak termasuk dalam daftar tersebut.
Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar tentang alasan di balik pengecualian tersebut dan implikasinya terhadap hubungan dagang serta politik global. Berikut daftarnya.
Negara-negara yang Tidak Masuk Daftar Tarif
Melansir Newsweek pada Kamis, 3 April 2025, Trump menerapkan "tarif timbal balik" dengan tujuan "mengurangi ketidakseimbangan perdagangan sebesar US$1,2 triliun yang tercatat tahun lalu". Namun, Newsweek mengungkapkan ada sebelas negara yang tidak dikenai tarif tersebut. Negara-negara tersebut adalah:
- Rusia
- Belarus
- Kuba
- Korea Utara
- Kanada
- Meksiko
- Burkina Faso
- Palau
- Seychelles
- Somalia
- Vatikan
Alasan di Balik Pengecualian
Rusia menjadi negara yang paling banyak disorot karena tidak masuk daftar tarif. Mengutip BBC pada Jumat, 4 April 2025, media lokal Rusia menilai absennya Rusia "mengecewakan banyak pihak di Barat".
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa "sanksi yang sudah ada membuat perdagangan yang berarti dengan Rusia menjadi tidak mungkin". Hal serupa dikatakan oleh seorang pejabat anonim kepada The New York Times, bahwa negara-negara seperti Rusia, Belarus, Korea Utara, dan Kuba "sudah dikenai tarif sangat tinggi dan sanksi kami sebelumnya membuat perdagangan berarti menjadi tidak mungkin".
Mengutip BBC, media pemerintah Rusia, Rossiya 24, juga menegaskan: "Tidak ada tarif yang dikenakan pada Rusia, tetapi itu bukan karena perlakuan khusus. Itu semata-mata karena sanksi Barat sudah berlaku atas negara kami".
Fakta Unik: Heard Island dan McDonald Islands Masuk Daftar
Menariknya, meski Rusia tidak masuk daftar tarif, beberapa wilayah kecil yang hampir tidak memiliki penduduk seperti Heard Island dan McDonald Islands justru masuk dalam daftar negara yang dikenai tarif oleh Trump. Stasiun televisi Rusia Zvezda secara satir mengatakan, "Sepertinya beberapa penguin yang harus membayar tarif 10%".
Reaksi dan Implikasi Global
Pengumuman ini mendapat beragam reaksi internasional. Trump menyatakan dalam pidatonya di Rose Garden pada Rabu, 2 April 2025 bahwa "negara kami telah dijarah, dijarah, diperkosa, dirampok" oleh negara lain.
Sementara itu, Senator dari Partai Republik memperingatkan bahwa tarif baru ini dapat memicu "penghancuran politik" karena meningkatnya harga barang-barang impor. Kepala Ekonom Moody's, Mark Zandi, kepada Newsweek menjelaskan bahwa "sebagian besar beban tarif ditanggung oleh konsumen Amerika dalam bentuk harga yang lebih tinggi".