Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 14 November 2025 10:50
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengurangi produksi batu bara pada 2026 sebagai upaya menaikkan harga batu bara di pasar internasional.
“Nanti itu yang ditahan produksinya. Jadi penurunan produksi, karena harga (batu bara) kan 'jebol',” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno ketika ditemui setelah rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat, 14 November 2025.
Ia mengatakan membuka kemungkinan produksi batu bara pada 2026 berada di bawah 700 ton. Namun, dirinya belum menentukan berapa besar angka pasti Kementerian ESDM akan mengurangi produksi batu bara.
Pada 2024, Tri mencatat total produksi batu bara mencapai 836 juta ton. Jumlah produksi tersebut mencapai 117 persen target yang ditetapkan pada 2024, yakni sebesar 710 juta ton.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Sebanyak 233 juta ton sudah disalurkan ke pangsa industri domestik (DMO) dan 48 juta ton untuk stok batu bara domestik, sebagaimana yang dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM.
Pada 2024, Indonesia telah mengekspor 555 juta ton batu bara atau setara dengan sekitar 33–35 persen dari total konsumsi dunia.
“Realisasi untuk tahun ini, sampai akhir tahun (2025) diperkirakan sekitar 750-an ton,” kata Tri.
Dengan demikian, realisasi produksi batu bara untuk 2025 lebih rendah hingga nyaris 100 ton apabila dibandingkan dengan 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Tri kembali menegaskan bahwa rencana memangkas produksi batu bara pada 2026 bertujuan untuk mengendalikan harga batu bara di pasar internasional.
“Supaya harganya ya terangkat lagi. Yang ideal itu produksi gede, harganya bagus. Ideal,” ujar dia.
Harga batu bara acuan (HBA) periode pertama November turun jadi USD103,75 per ton dari yang sebelumnya 109,74 dolar AS per ton pada periode kedua Oktober 2025.
Sementara itu, ekspor komoditas batu bara sejak Januari hingga Juli 2025 juga menurun sebesar 21,74 persen menjadi USD13,82 miliar, sebagaimana yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Padahal, pada periode yang sama di 2024, kinerja ekspor komoditas batu bara ini tercatat sebesar USD17,66 miliar.