Ilustrasi alutsista. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah.
Husen Miftahudin • 12 November 2025 14:05
Jakarta: Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Misalnya, nikel, tembaga, dan aluminium. Jika dikelola melalui hilirisasi yang terarah, potensi tersebut dapat menjadi fondasi penting bagi penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
Dalam konteks ini, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyoroti peran Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID). Sebagai konsolidator SDA strategis, ia optimistis MIND ID mampu membangun ekosistem industri yang terintegrasi, transparan, dan berkelanjutan.
"Hilirisasi nikel, tembaga, dan aluminium menjadi kunci. Dari sini lahir material penting untuk kapal, pesawat, munisi, sensor, radar, kabel, hingga baterai dan kendaraan listrik militer," kata Fahmi, dikutip keterangan tertulis, Rabu, 12 November 2025.
Lebih lanjut, Fahmi menilai langkah hilirisasi yang dijalankan MIND ID juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Secara khusus cita kelima yang menekankan hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah nasional.
"Dengan hilirisasi yang kuat di dalam negeri, daya tawar dan kapasitas strategis Indonesia semakin meningkat," kata Fahmi.
Industri alutsista nasional pun kini bergerak di jalur yang tepat. PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri, serta sejumlah perusahaan swasta mulai membangun ekosistem strategis yang solid. Konsistensi anggaran, kepastian order jangka panjang, dan pendalaman teknologi menjadi kunci agar industri pertahanan semakin mandiri.
"Dengan konsistensi komitmen anggaran, kepastian order jangka panjang, dan pendalaman teknologi, industri pertahanan kita semakin kuat dan mandiri," tutur Fahmi.
| Baca juga: Seskab: Pesawat A400M Kedua Siap Perkuat Misi Kemanusiaan |
