Ilustrasi bendera Tiongkok. (Freepik)
Muhammad Reyhansyah • 5 November 2025 15:33
Beijing: Pemerintah Tiongkok mengumumkan perpanjangan penangguhan tarif tambahan sebesar 24 persen terhadap barang asal Amerika Serikat (AS) selama satu tahun ke depan pada Rabu, 5 November 2025, sambil tetap mempertahankan tarif umum sebesar 10 persen.
Kementerian Keuangan Tiongkok, melalui pernyataan yang mengutip Dewan Negara, menyatakan bahwa kebijakan tersebut “akan memperpanjang penangguhan tarif 24 persen terhadap barang AS selama satu tahun, sementara tarif 10 persen tetap diberlakukan.”
Langkah ini, menurut pernyataan itu, merupakan tindak lanjut dari “konsensus yang dicapai dalam konsultasi ekonomi dan perdagangan Tiongkok–AS” dan mulai berlaku pada 10 November.
Dikutip dari Channel News Asia, keputusan ini menyusul pertemuan antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Korea Selatan bulan lalu, yang berhasil memperpanjang gencatan senjata dagang selama satu tahun setelah beberapa putaran negosiasi intensif dalam beberapa bulan terakhir.
Sehari sebelumnya, Trump telah menandatangani kesepakatan untuk menurunkan tarif tambahan terhadap impor asal Tiongkok dari 20 persen menjadi 10 persen, yang juga mulai berlaku pada 10 November.
Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu meningkat tajam sepanjang tahun ini ketika kedua belah pihak saling mengenakan tarif dalam jumlah besar terhadap berbagai produk, hingga sempat mencapai tingkat bea masuk tiga digit yang menghambat perdagangan global.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, kedua negara menempuh gencatan dagang yang rapuh melalui serangkaian pertemuan antara pejabat ekonomi senior di tengah meningkatnya perselisihan terkait kontrol ekspor dan isu teknologi.
Dalam pernyataan terpisah, Tiongkok juga mengonfirmasi pencabutan tarif hingga 15 persen terhadap sejumlah produk pertanian asal AS, termasuk kedelai, yang menjadi salah satu komoditas utama dalam perdagangan kedua negara.
Baca juga: AS Siap Naikkan Tarif jika Tiongkok Kembali Batasi Ekspor Logam Tanah Jarang