Dedi Mulyadi Sebut Kerugian Bencana di Bodebek Mencapai Rp3 Triliun

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (tengah). Metrotvnews.com/ Roni Kurniawan

Dedi Mulyadi Sebut Kerugian Bencana di Bodebek Mencapai Rp3 Triliun

Roni Kurniawan • 11 March 2025 14:44

Bandung: Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyebut dampak kerugian bencana banjir dan longsor di wilayah abupaten dan Kota Bekasi, Bogor dan Kabupaten Karawang beberapa hari lalu lebih dari Rp3 triliun. 

Hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih melakukan perhitungan kerugian termasuk pemulihan di wilayah terdampak bencana.

Dedi Mulyadi mengatakan akan melakukan audit seluruh wilayah yang terdampak bencana. Termasuk biaya pemulihan hingga masyarakat bisa beraktivitas normal kembali.

"Wilayah Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, ya lebih. Nanti kita audit, kalau menurut saya lebih dari Rp3 triliun ya, bukan hanya kerugian yang diderita oleh warga tapi juga recovery yang dilakukan oleh pemerintah juga mahal," kata Dedi di Lanud Husein Sastranegara Bandung, Selasa, 11 Maret 2025.
 

Baca: Rumah Ridwan Kamil Digeledah KPK, Dedi Mulyadi: Bukan Ranah Saya
 
Dedi menegaskan kerugian dampak dari bencana tersebut tidak sebanding dengan penghasilan dari para pelaku objek wisata di wilayah Puncak, Bogor yang menurutnya merupakan sumber terjadinya banjir. 

"Makanya kalau pendapatan dari sektor kepariwisataan jualan tiket itu dapat sekian, ruginya di bawah dari itu. Makanya pembangunan itu jangan melihat sudut pandang ekonomi pendapatan terus, lihat yang ditimbulkan dari sebuah keputusan," jelasnya. 

Bahkan Dedi pun secara tegas akan melakukan audit terhadap PT Jaswita yang merupakan BUMD milik Pemprov Jabar. Pasalnya Jaswita yang membangun tempat wisata Hibisc Fantasy Puncak.

"Bukan hanya BJB, BUMD ini sebentar lagi akan diaudit auditnya investigatif. BUMD di luar BJB ya, di luar BJB kami akan melakukan audit investigatif," katanya.

Hasil dari audit investigatif ini nantinya hanya akan menghasilkan dua rekomendasi, yaitu antara BUMD tersebut masih bisa dipertahankan dengan perbaikan atau ditutup sepenuhnya. Meski begitu Dedi memastikan dirinya tidak akan menempatkan siapapun orang-orang terdekatnya di jajaran perusahaan pelat merah tersebut. 

"Audit investigatif itu rekomendasinya nanti hanya dua, satu perbaikan, dua ditutup. Jadi anda bisa lihat, saya selama memimpin, ada tidak saya orang kanan, kiri, samping, kiri, saya lobby sana, lobby sini enggak ada," ungkap Dedi.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)