Ilustrasi. FOTO: AFP
Angga Bratadharma • 14 June 2023 13:49
Beijing: People’s Bank of China (PBOC) memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga kebijakan jangka pendek utama. Hal itu dilakukan karena Tiongkok berurusan dengan data ekonomi yang mengecewakan setelah pembukaan kembali covid-19 gagal mendapatkan momentum.
Mengutip CNBC International, Rabu, 14 Juni 2023, PBOC memangkas tingkat pembelian kembali tujuh hari sebesar 10 basis poin dari dua persen menjadi 1,9 persen, menurut rilis bank sentral, menyuntikkan dua miliar yuan Tiongkok melalui repo tujuh hari. Perjanjian pembelian kembali (repo) adalah jenis suku bunga pinjaman jangka pendek.
Ini adalah langkah pertama bank sentral sejak Agustus dan mengikuti bank-bank terbesar di negara itu memangkas suku bunga deposito minggu lalu. Keputusan tersebut menandakan bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut akan segera terjadi.
Langkah ini dilakukan menjelang keputusan suku bunga fasilitas pinjaman menengah PBOC, yang diperkirakan dirilis pada Kamis waktu setempat. Sementara itu, suku bunga dasar pinjaman bank dijadwalkan rilis pada 20 Juni.
"Sekarang kita akan melihat kebijakan (moneter) Tiongkok akan menjadi lebih mendukung. Pada dasarnya apa yang (diharapkan) dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok (adalah) berusaha sangat keras untuk menopang konsumsi domestik, terutama di sektor swasta," kata Chief Investment Officer Atlantis Yang Liu.
UBS Global Wealth Management juga mengharapkan pelonggaran kebijakan lebih lanjut, dalam laporan prospek Juni. "Kami percaya kebijakan moneter akan terus fokus pada menjaga likuiditas yang cukup dan pertumbuhan kredit stabil," katanya, memprediksi bank sentral memberikan satu hingga dua pemotongan rasio persyaratan cadangan sederhana di tahun ini.
Sementara itu, Ekonom Societe Generale Wei Yao dan Michelle Lam dalam sebuah catatan mengungkapkan, keputusan bank sentral untuk memangkas suku bunga reverse repo tujuh hari dipandang sebagai langkah yang sudah lama tertunda. "Dan mengisyaratkan pelonggaran lebih lanjut," pungkasnya.