Ilustrasi. Medcom.id
Media Indonesia • 24 September 2023 15:57
Bandung: Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi salah satu kecamatan yang mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau panjang dan juga fenomena El Nino.
"Hasil pantauan sepekan terakhir ini seperti yang terjadi di Desa Bojongsari, Desa Cijagra yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat sumur yang mengering, warga terpaksa membeli air galon untuk mencukupi kebutuhan masak sehari-hari," kata Camat Bojongsoang, Asep M Yusuf, Minggu, 24 September 2023.
Asep menjelaskan pihak kecamatan telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung untuk pengiriman air bersih di titik-titik rawan kekerigan, namun ada sedikit kendala yakni yang dihadapi, yakni warga tidak memiliki wadah besar untuk menampung air, apabila dikirim menggunakan tangki.
"Seperti di Desa Cijagra, warga belum memiliki jerigen untuk menampung air, kami berharap kemarau segera berakhir, terlebih beberapa hari lalu sempat turun hujan, walaupun dalam intensitas ringan," jelasnya.
Kemarau Panjang yang terjadi saat ini juga menyebabkan menyebabkan aliran Sungai Cikeruh yang ada di Kampung Sukarame, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung kering. Aliran anak Sungai Citarum tersebut kini benar-benar kering kerontang tanpa air bahkan sampai bisa digunakan anak-anak setempat untuk bermain bola.
"Kekeringan ini sudah dirasakan sejak musim kemarau datang, tidak adanya hujan menjadikan Sungai Cikeruh benar-benar kering di bagian hilir." kata Mahmud salah seorang warga yang tinggal di Kampung Sukarame.
Mahmud menerangkan kekeringan di kawasan hilir Sungai Cikeruh yang terletak di Kecamatan Cileunyi sudah terlihat sejak awal musim kemarau, yakni sekitar akhir Juli 2023. Pada bagian hulu sungai masih terdapat air, namun ketika mencapai bagian hilir, air menjadi menyusut karena debit air yang menurun, karena sebagiannya digunakan untuk mengairi lahan pertanian.
"Setiap tahun konidisnya seperti ini, kalau saat kemarau air menjadi surut sampai kering. Saat sungai mengering seperti sekarang, sudah menjadi hal biasa bagi anak-anak sekitar memanfaatkannya untuk bermain bola," imbuhnya.
Namun ironisnya kata Mahmud, sungai benar-benar kering ketika musim kemarau, namun saat musim hujan air sangat melimpah bahkan sampai menyebabkan banjir, karena sendimentasinya tinggi.
Pihak BBWS memang pernah melakukan pengerukan, sepengetahuannya pengerukan dilakukan tahun lalu. Namun, lumpur sendimentasi hanya dibiarkan di bagian pinggir sungai sehingga ketika hujan turun, lumpur kembali masuk ke dalam sungai.
"Semestinya saat dikeruk lumpurnya diangkut, jadi tidak kembali masuk ke sungai dan kami sebagai warga berharap ada penyelesaian masalah kekeringan dan banjir yang diakibatkan oleh Sungai Cikeruh ini," ujarnya.