Bupati Pasaman Barat Yulianto (pakai peci) saat melakukan zoom penanganan bencana alam dengan Pemprov Sumbar, Senin, 22 Desember 2025. ANTARA/Altas Maulana.
Pasaman Barat Perpanjang Masa Tanggap Darurat Sampai 29 Desember
Silvana Febiari • 23 December 2025 18:49
Pasaman Barat: Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari sampai 29 Desember 2025. Keputusan memperpanjang masa tanggap darurat itu dilakukan setelah melakukan pengkajian bersama tim gabungan yang ada di Pasaman Barat.
"Masa tanggap darurat kita putuskan diperpanjang karena menimbang masih ada sejumlah daerah yang perlu penanganan yang serius terkait pembersihan material longsor," kata Bupati Pasaman Barat Yulianto didampingi Sekretaris Daerah Doddy San Ismail usai melakukan zoom penanganan bencana dengan Pemprov Sumbar, dikutip dari Antara, Selasa, 23 Desember 2025.
Yulianto menjelaskan bahwa bekas longsor di wilayah Tinggam, Kecamatan Talamau, masih memerlukan penanganan meskipun sudah bisa dilalui kendaraan roda dua. Namun, kendaraan roda empat masih kesulitan melewati lokasi tersebut dan hanya dapat dilalui mobil dengan gardan dua.
Di Kecamatan Talamau juga masih terjadi longsor susulan di daerah Polong Anam Talu. Banyak retakan di bukit juga mengancam terjadinya longsor susulan, seperti yang terlihat di Pasanggiang. Apalagi, tanah daerah lintas Rimbo Kejahatan-Talu Talamau sangat labil yang dipicu oleh gempa pada 2022 lalu.
"Ini perlu perhatian serius dan diminta pengendara harus ekstra hati-hati melewati jalur menuju Talamau apalagi jika hujan," ujarnya.
Pihaknya juga sudah meninjau jalan alternatif menuju Talamau dari Jembatan Panjang Kajai hingga Tembok Bangkok Talu Talamau. Jalan ini disiapkan sebagai antisipasi jika terjadi longsor susulan.

Bupati Pasaman Barat Yulianto (pakai peci) saat melihat longsor di Tinggam Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau yang merusak jalan dan menimbulkan korban jiwa beberapa waktu lalu. ANTARA/Altas Maulana.
Berdasarkan data terkini di Pasaman Barat, bencana alam telah menelan lima korban meninggal dunia, tiga orang hilang, dan lima orang mengalami luka. Sebanyak 268 warga terpaksa mengungsi ke tempat keluarga atau sanak famili.
Kerusakan rumah tercatat cukup signifikan, dengan 18 unit rusak berat, 16 unit rusak sedang, 38 unit rusak ringan, serta 11 unit hanyut. Selain itu, 11 sekolah terdampak, tiga fasilitas kesehatan rusak, 30 tempat ibadah terdampak, satu kantor rusak, dan 1.904 meter irigasi mengalami kerusakan.
Dampak infrastruktur lain juga terlihat, yakni 15 bendungan rusak, 14 jembatan rusak, 12 jalan rusak, 1.005 hektare lahan pertanian serta 12.071,5 hektare lahan perkebunan terdampak.