Direktur Jenderal (Dirjen) Lahan dan Irigasi Pertanian (LIP) Kementan, Hermanto. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 11 December 2025 18:09
Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program The Development of Integrated System in Upland Areas Project terus mengembangkan sektor pertanian dan peternakan secara terpadu di wilayah dataran tinggi. Kegiatan ini mengintegrasikan on-farm dan off-farm yang dibungkus dengan model sistem agrisbisnis melalui integrasi hulu ke hilir (produksi, pengolahan, pemasaran).
Kegiatan on-farm fokus pada peningkatan produktivitas dan ketahanan pangan di dataran tinggi melalui perbaikan infrastruktur, penyediaan sarana produksi, pelatihan petani, modernisasi pertanian dalam rangka mencapai tujuan peningkatan produktivitas, serta pendapatan petani secara tangguh dan berkelanjutan.
Sementara itu, kegiatan off-farm dikembangkan untuk memperkuat sisi hilir dengan diversifikasi usaha, pengolahan pascapanen, pembentukan unit usaha bersama, dan fasilitasi pemasaran hingga ekspor.
Dukungan program ini telah menunjukkan hasil nyata di dua sentra industri andalan. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, salah satunya Desa Sukawangi, Kecamatan Cisurupan, program UPLAND selama lima tahun terakhir fokus pada pengembangan industri kentang.
Dengan investasi mencapai Rp80 miliar, program ini membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan usaha tani, gudang, serta mendorong penerapan teknologi dan pembentukan korporasi petani untuk pemasaran.
Direktur Jenderal (Dirjen) Lahan dan Irigasi Pertanian (LIP) Kementan, Hermanto, mengatakan Kabupaten garut memiliki potensi pengembangan yang sangat besar dengan lahan exsisting seluas 800 hektare.
"Menerima manfaat secara langsung selama lima tahun melalui program Upland, berhasil meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Garut," kata Hermanto, dalam keterangannya, Kamis, 11 Desember 2025.
Baca Juga:
Mentan Pastikan Stok Beras di Wilayah Bencana Sumatra Aman |
%20Lahan%20dan%20Irigasi%20Pertanian%20(LIP)%20Kementan%2C%20Hermanto%2C.jpeg)