Larangan Media Sosial untuk Anak di Australia: Efektifkah Kebijakan Ini?

Ilustrasi media sosial. (Anadolu Agency)

Larangan Media Sosial untuk Anak di Australia: Efektifkah Kebijakan Ini?

Muhammad Reyhansyah • 10 December 2025 18:44

Canberra: Anak-anak di seluruh Australia terbangun tanpa akses ke akun media sosial mereka pada Rabu pagi setelah pemerintah memberlakukan larangan nasional pertama di dunia bagi pengguna berusia di bawah 16 tahun. Kebijakan ini bertujuan melindungi anak dari algoritma adiktif, predator daring, dan perundungan digital, sekaligus menjadi sorotan banyak negara lain yang mempertimbangkan langkah serupa.

Sepuluh platform besar, Instagram, Facebook, Threads, Snapchat, YouTube, TikTok, Kick, Reddit, Twitch, dan X, menyatakan siap mematuhi aturan melalui verifikasi usia untuk menonaktifkan akun pengguna muda, meski beberapa meragukan efektivitasnya dalam meningkatkan keselamatan daring.

Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut hari penerapan kebijakan ini sebagai “hari yang membanggakan” bagi Australia. “Ini adalah hari ketika keluarga Australia mengambil kembali kendali dari perusahaan teknologi besar,” ujarnya seperti dikutip CNN, sembari mengakui implementasinya “tidak akan mudah.”

Berdasarkan undang-undang baru, platform wajib menunjukkan bahwa mereka telah mengambil “langkah yang wajar” untuk menonaktifkan akun anak-anak dan mencegah pembukaan akun baru atau berisiko menghadapi denda mencapai 49,5 juta dolar Australia. Baik anak-anak maupun orang tua tidak dikenai sanksi jika melanggar larangan.

Tindakan Platform Media Sosial

Berbagai platform mengumumkan mekanisme penyesuaian:

Snapchat menangguhkan akun pengguna di bawah 16 tahun selama tiga tahun atau hingga usia tersebut tercapai.

YouTube mengeluarkan seluruh pemegang akun pada 10 Desember dan menyembunyikan kanal mereka, namun menyimpan data untuk pemulihan saat berusia 16 tahun.

TikTok menonaktifkan seluruh akun pengguna di bawah 16 tahun berdasarkan verifikasi usia, terlepas dari identitas yang digunakan saat mendaftar. Konten mereka tidak lagi dapat dilihat.

Twitch mulai melarang pembuatan akun baru pada 10 Desember, namun penonaktifan akun lama dijadwalkan 9 Januari.

Meta telah menghapus akun pengguna muda sejak 4 Desember, dengan opsi pengunduhan konten.

Reddit menangguhkan akun pengguna di bawah usia minimum.

X belum menjelaskan langkah yang akan diambil dan secara terbuka menentang undang-undang tersebut. Kick belum memberikan komentar.

Platform yang Tidak Masuk Daftar Larangan

Beberapa platform tidak termasuk dalam larangan, seperti Discord, GitHub, Google Classroom, LEGO Play, Messenger, Pinterest, Roblox, Steam, WhatsApp, dan YouTube Kids. Keputusan tidak memasukkan Roblox memicu pertanyaan publik terkait isu predator daring. Komisaris eSafety Julie Inman Grant mengatakan pembahasan dengan Roblox telah berlangsung sejak Juni, dan platform itu setuju menerapkan kontrol baru berupa verifikasi usia serta pembatasan interaksi antarpengguna berdasarkan rentang usia.

Cara Platform Memverifikasi Usia

Platform kini diwajibkan melakukan verifikasi aktif melalui metode seperti swafoto video, verifikasi email, atau dokumen identitas. Teknologi Age Assurance yang diuji sebelumnya diyakini dapat menilai usia tanpa mengorbankan privasi. Yoti, penyedia layanan verifikasi Meta, menyebut sebagian besar pengguna memilih verifikasi melalui swafoto video.

Anak-Anak Berpindah ke Platform Alternatif

Banyak anak mulai mencari platform yang belum masuk daftar larangan. Yope—platform berbagi foto—mengaku mendapat 100.000 pengguna baru dari Australia, sementara Lemon8 juga mulai dipromosikan sebagai alternatif. Kedua platform telah mendapat peringatan dari otoritas eSafety: Lemon8 menyatakan akan mematuhi aturan, sedangkan Yope berpendapat larangan tidak berlaku bagi mereka karena tidak memiliki fitur pesan dengan orang asing.

Daftar platform terlarang bersifat dinamis, sehingga dapat diperluas apabila ada aplikasi baru yang populer di kalangan remaja. Pendekatan ini menuai kritik karena dinilai menciptakan “permainan whack-a-mole” yang sulit dimenangkan ketika anak-anak terus bermigrasi ke ruang digital baru yang lebih tidak teregulasi.

Langkah Selanjutnya

Pemerintah Australia berharap larangan ini turut mendorong anak beraktivitas lebih banyak di dunia nyata. Dampaknya akan dipantau melalui sejumlah indikator seperti pola tidur, interaksi sosial, konsumsi obat antidepresan, minat membaca, dan aktivitas fisik. Inman Grant menegaskan bahwa pihaknya juga akan mengawasi potensi dampak tak terduga, seperti perpindahan anak ke platform yang lebih berisiko.

Enam peneliti dari Stanford University’s Social Media Lab bekerja sama dengan kantor eSafety untuk mengumpulkan data. Proses ini akan ditinjau oleh Academic Advisory Group beranggotakan 11 akademisi dari AS, Inggris, dan Australia. Stanford menyatakan seluruh metode dan temuan akan dipublikasikan untuk mendukung pembuatan kebijakan di berbagai negara.

Baca juga:  Larangan Media Sosial bagi Remaja di Bawah 16 Tahun di Australia Mulai Berlaku

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)