Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Ekspos Publik Hasil Asesmen Tuntas Baca Al Quran (TBQ) di Jakarta. Foto: ANTARA/HO-Kemenag.
Fachri Audhia Hafiez • 18 December 2025 08:52
Jakarta: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa penguatan literasi Alquran di sekolah umum masih menjadi tantangan besar bagi pendidikan keagamaan nasional. Hal ini menyusul hasil asesmen yang menunjukkan rendahnya kemampuan membaca Alquran di kalangan guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
"Kalau kemampuan membaca Alquran guru belum kuat, tentu akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran agama di kelas. Karena itu, asesmen ini menjadi langkah awal untuk memperkuat fondasi pendidikan agama," ujar Nasaruddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, dilansir Antara, Kamis, 18 Desember 2025.
Berdasarkan ekspose hasil asesmen di wilayah Pulau Jawa, terungkap fakta mengejutkan bahwa mayoritas guru PAI masih berada pada kategori dasar. Tantangan ini dinilai serius karena guru merupakan ujung tombak transformasi nilai keagamaan di sekolah.
Nasaruddin memaparkan, dari sampel yang diambil di Pulau Jawa, baru sekitar 41 persen guru yang mampu membaca Alquran dengan baik. Angka ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera melakukan pembenahan secara menyeluruh.
"Ini harus menjadi perhatian bersama. Temuan ini harus dimaknai sebagai peringatan sekaligus peluang untuk melakukan pembenahan sistem pendidikan agama secara menyeluruh," tegas Nasaruddin.
Negara, lanjut Nasaruddin, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan guru agama memiliki kompetensi dasar yang memadai, terutama dalam membaca Alquran secara tartil sesuai kaidah. Data ini nantinya akan menjadi pijakan utama dalam penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas
guru PAI secara nasional.
Menteri Agama Nasaruddin Umar. Foto: Dok. Kemenag.
Senada dengan Nasaruddin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut hasil asesmen ini membuka gambaran riil kondisi lapangan yang selama ini belum terpetakan secara komprehensif. Selama ini, tantangan kualitas pendidikan agama sering dibahas tanpa didukung data kemampuan guru yang utuh.
"Kini datanya sudah tersedia dan menjadi dasar penting bagi intervensi kebijakan," jelas Amien.
Kementerian Agama memastikan akan memperluas asesmen ini ke wilayah di luar Pulau Jawa. Langkah ini dilakukan agar pemetaan tantangan kemampuan baca Alquran guru PAI dapat terpotret secara nasional dan berkelanjutan demi perbaikan kualitas pendidikan agama di Indonesia.