Biopori, 'Jalan Ninja' Kurangi Banjir di Wilayah Perkotaan

Ilustrasi banjir/MTVN

Biopori, 'Jalan Ninja' Kurangi Banjir di Wilayah Perkotaan

M Rodhi Aulia • 14 May 2025 14:22

Jakarta: Pemerintah Provinsi Jakarta terus mendorong pemanfaatan biopori dan sumur resapan sebagai upaya konkret mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di wilayah perkotaan. 

Langkah ini menjadi salah satu strategi pengelolaan air berbasis lingkungan, mengingat terbatasnya ruang terbuka hijau dan minimnya area serapan air di ibu kota.

Dominasi infrastruktur beton dan aspal di wilayah Jakarta menyebabkan air hujan sulit meresap ke dalam tanah. Dampaknya, genangan mudah terjadi saat curah hujan tinggi, sementara pada musim kemarau pasokan air tanah menjadi terbatas.

Dinas Sumber Daya Air DKI menyatakan, biopori dan drainase vertikal atau sumur resapan berperan penting dalam menjaga keseimbangan tata air perkotaan. Keduanya membantu mempercepat penyerapan air hujan ke dalam tanah sekaligus memperbaiki kualitas air tanah secara alami.

"Untuk mengatasi kekeringan atau banjir di Jakata, biopori dan drainase vertikal merupakan salah satu solusinya," demikian seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

Ukuran Kecil, Dampak Besar

Biopori merupakan lubang resapan vertikal berbentuk silindris yang diisi sampah organik seperti dedaunan dan ranting. Lubang ini mengundang organisme tanah yang membantu mengurai sampah, menyuburkan tanah, dan meningkatkan daya serap air.

Dengan ukuran diameter hanya 10–25 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, biopori dinilai cocok untuk diterapkan secara masif di kawasan permukiman padat. Ukurannya yang kecil memungkinkan dibuat di halaman rumah warga tanpa memerlukan lahan luas maupun alat berat.

Baca juga: Pramono Minta Warga Korban Banjir Diprioritaskan Dapat Unit Rusun Jagakarsa, Asal...

Perbedaan Biopori dan Sumur Resapan

Meski serupa secara bentuk, drainase vertikal atau sumur resapan memiliki karakteristik berbeda. Lubang ini umumnya berukuran lebih besar dan tidak diisi sampah organik. Fungsinya lebih ditujukan untuk menampung dan menyerap air hujan dalam volume besar langsung ke dalam tanah, terutama dari aliran permukaan jalan atau bangunan.

Sementara itu, biopori lebih bersifat rumah tangga dan individual, namun tetap memiliki dampak kolektif jika diterapkan dalam skala luas.

Panduan Pembuatan Biopori

Dinas SDA juga memberikan panduan praktis pembuatan biopori bagi masyarakat. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
  • Siapkan alat seperti bor tanah, pipa PVC, penutup lubang, dan sekop.

  • Pilih lokasi dengan tanah yang mudah menyerap air, tidak terlalu keras atau lempung.

  • Buat lubang vertikal berdiameter 10–25 cm dan kedalaman hingga 100 cm.

  • Masukkan pipa ke dalam lubang, lalu isi dengan sampah organik seperti dedaunan dan ranting.

  • Tutup lubang dan perkuat bagian atas dengan campuran semen dan pasir jika diperlukan.

  • Rawat secara berkala dengan mengganti isi sampah organik setiap dua hingga tiga bulan.

  • Hasil penguraian sampah organik ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk tanaman di sekitar rumah.

Kolaborasi Warga Jadi Kunci

Penanganan banjir perlu melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Biopori dinilai sebagai bentuk kontribusi sederhana namun signifikan yang bisa dilakukan dari tingkat rumah tangga. Program ini juga mendukung prinsip tata kota berkelanjutan dan memperkuat sistem drainase kota dari dalam tanah.

"Ukurannya yang tidak terlalu besar memudahkan biopori untuk dibuat dan mempermudah pencarian lahan sebagai lokasi pembuatannya. Warga ibu kota juga dapat dengan mudah membuat biopori di lahan rumah masing-masing," seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jakarta.

Tingginya curah hujan dan minimnya lahan terbuka membuat Jakarta harus beradaptasi dengan pendekatan berbasis lingkungan. Penerapan biopori menjadi alternatif tepat di tengah keterbatasan ruang, sekaligus menjadi solusi jangka panjang mengurangi banjir dan menjaga ketersediaan air tanah.

Upaya ini menegaskan bahwa pengelolaan air tidak selalu harus dimulai dari proyek berskala besar. Dengan langkah sederhana dan konsisten, masyarakat bisa berkontribusi langsung dalam menciptakan kota yang lebih tangguh dan ramah lingkungan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Rodhi Aulia)