María Corina Machado Dedikasikan Hadiah Nobel Perdamaian untuk Donald Trump

Pemimpin anti-Chávez, María Corina Machado, menyapa para pendukungnya dalam sebuah demonstrasi di Caracas, Venezuela, pada Kamis, 9 Januari 2025. (EFE/ Miguel Gutiérrez)

María Corina Machado Dedikasikan Hadiah Nobel Perdamaian untuk Donald Trump

Riza Aslam Khaeron • 11 October 2025 11:20

Caracas: Pemimpin oposisi Venezuela, María Corina Machado, resmi menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Dalam pernyataan publiknya pada Jumat, 10 Oktober, Machado mendedikasikan penghargaan bergengsi tersebut kepada rakyat Venezuela yang terus berjuang demi kebebasan, serta kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Saya dedikasikan penghargaan ini untuk rakyat Venezuela yang menderita dan untuk Presiden Trump atas dukungannya yang menentukan bagi perjuangan kami," tulis Machado melalui akun resminya di platform X (sebelumnya Twitter), sebagaimana dikutip oleh Politico.

"Kita berada di ambang kemenangan dan hari ini, lebih dari sebelumnya, kita mengandalkan Presiden Trump, rakyat Amerika Serikat, rakyat Amerika Latin, dan negara-negara demokrasi di dunia sebagai sekutu utama kita untuk mencapai Kebebasan dan demokrasi," lanjutnya.

Trump sendiri diketahui telah lama mengincar penghargaan Nobel Perdamaian dan baru-baru ini mendapat dukungan dari sejumlah pemimpin dunia setelah menengahi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas awal pekan ini.

Setelah pengumuman Nobel, Trump mengonfirmasi bahwa ia berbicara langsung dengan Machado melalui sambungan telepon.

"Orang yang menerima Hadiah Nobel itu (Machado) menelepon saya hari ini dan berkata, 'Saya menerima ini untuk Anda, karena Anda benar-benar pantas menerimanya,'" kata Trump dalam pernyataan Jumat malam.

"Itu hal yang sangat baik untuk dilakukan. Saya tidak bilang, 'Kalau begitu berikan saja pada saya,' meskipun saya rasa dia mungkin akan melakukannya," tambahnya sambil bercanda.

"Saya sudah membantu dia sepanjang jalan. Mereka sangat membutuhkan bantuan di Venezuela, itu benar-benar bencana," sebut Trump.
 

Baca Juga:
Profil María Corina Machado, Pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian 2025

Kemenangan Machado terjadi di tengah krisis multidimensi yang telah melanda Venezuela selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan Presiden Nikolas Maduro. Kondisi politik yang represif dan krisis kemanusiaan yang memburuk menjadi latar belakang penting penghargaan tersebut.

Trump dan pemerintahannya secara konsisten mengambil sikap keras terhadap Maduro. Sejak awal masa jabatannya, Trump memutus hubungan diplomatik dengan Caracas, menyerukan penangkapan Maduro atas tuduhan perdagangan narkotika, dan menawarkan hadiah sebesar $50 juta bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapannya.

AS juga melancarkan serangan terhadap kapal-kapal Venezuela di perairan internasional yang dituduh membawa "narkoteroris." Maduro membantah keras tuduhan ini, sementara sebagian mantan pejabat AS memperingatkan bahwa operasi tersebut bisa melanggar hukum internasional.

Meski Machado menyampaikan apresiasi kepada Trump, tak semua sekutu presiden menunjukkan reaksi positif terhadap keputusan Nobel. Direktur Komunikasi Gedung Putih Steven Cheung mengkritik komite Nobel karena "lebih memilih politik dibanding perdamaian."

Richard Grenell, utusan khusus Trump untuk Venezuela, menyebut bahwa "Hadiah Nobel sudah mati sejak lama."

Sementara itu, Benjamin Gedan, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional AS untuk Venezuela, menilai bahwa pilihan Nobel untuk Machado adalah sinyal kritik terhadap pendekatan AS.

"Komite Nobel tampaknya lebih menyukai perjuangan damai dari oposisi Venezuela dan berharap AS menahan diri dari penggunaan kekuatan militer," ujar Gedan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)