Asap membumbung di lokasi pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat. Foto: Dok Metro TV.
Devi Harahap • 25 May 2025 15:39
Jakarta: Rekomendasi penutupan permanen lokasi pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Garut, Jawa Barat dinilai menjadi langkah penting untuk memastikan kondisi keamanan masyarakat setempat. Namun, cara ini dinilai bukan satu-satunya jalan keluar.
"Pendekatan semata-mata berbasis relokasi, jelas belum menjawab kompleksitas persoalan secara utuh," kata Pengamat pertahanan dan keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi kepada Media Indonesia pada Minggu, 25 Mei 2025.
Temuan Komnas HAM terkait adanya keterlibatan 21 orang termasuk warga sipil untuk aktivitas yang seharusnya dikendalikan secara ketat oleh personel profesional menimbulkan pertanyaan serius terkait standar operasional.
"Tetapi pada saat yang sama, hal ini juga menunjukkan keterbatasan kapasitas dan ekosistem pendukung yang dihadapi TNI di lapangan," ujar Fahmi.
Menurut Fahmi, relokasi memang dapat mereduksi risiko langsung terhadap warga. Namun, pada saat yang sama, TNI jelas dihadapkan pada tantangan nyata terkait keterbatasan ruang.
"Lahan yang benar-benar aman, steril dari aktivitas sipil, dan jauh dari pemukiman semakin sulit ditemukan, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi," ujarnya.
Fahmi menilai hal ini merupakan cerminan dari persoalan tata ruang nasional yang belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan pertahanan secara terintegrasi. Termasuk, absennya pengaturan khusus terkait zona-zona pertahanan di banyak wilayah.
Fahmi menekankan dalam konteks tata ruang nasional, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa pembangunan zona pertahanan sebagai bagian terintegrasi dari perencanaan wilayah.
"Zona pertahanan ini penting demi menjamin adanya ruang aman yang memadai untuk kegiatan-kegiatan strategis seperti pemusnahan amunisi, penyimpanan bahan berbahaya, dan aktivitas militer lainnya yang memiliki risiko tinggi," imbuhnya.
Integrasi zona pertahanan dalam tata ruang juga membantu menghindari benturan kepentingan antara kebutuhan sipil dan militer. Sekaligus, melindungi hak warga akan lingkungan yang aman dan layak huni.
Baca juga: 5 Fakta Temuan Komnas HAM Terkait Insiden Ledakan Amunisi di Garut |