Mengapa Banjir Kiriman Tetap Terjadi Meski Sudah Berdiri Bendungan Ciawi & Sukamahi?

Presiden ke-7 Joko Widodo meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 23 Desember 2022. Foto: BPMI Setpres

Mengapa Banjir Kiriman Tetap Terjadi Meski Sudah Berdiri Bendungan Ciawi & Sukamahi?

Wandi Yusuf • 4 March 2025 14:32

Jakarta: Banjir kiriman masih saja terjadi meski sudah ada Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Padahal, saat Presiden ke-7 Joko Widodo meresmikan kedua bendungan itu pada Desember 2022 lalu, banjir dari hulu diharapkan tak lagi terkirim ke wilayah hilir.
 

Jakarta menderita

Berselang lebih dari 2 tahun setelah kedua bendungan kering itu berdiri, Jakarta masih saja banjir. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, banjir terjadi di 62 rukun tetangga (RT) dan 4 ruas jalan pada Selasa, 4 Maret 2025. 

Banjir merata hampir di seluruh wilayah Jakarta. Bahkan, ketinggian air di Jakarta Timur ada yang mencapai 5 meter, yakni di Kelurahan Gedung. Banjir di sana merendam sebanyak 3 RT.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengatakan banjir Jakarta terjadi akibat hujan deras di wilayah Bogor pada Minggu, 2 Maret 2025. Hujan lokal wilayah Jakarta memperparah terjangan banjir.
 

Tangerang terimbas

Penyebab sejenis juga menjadi musabab banjir yang terjadi di Kota Tangerang, Banten, hari ini. BPBD Kota Tangerang mencatat terdapat 13 titik lokasi banjir dan genangan di Kota Tangerang. Terparah terjadi di Ciledug Indah.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Andia S Rahman mengatakan banjir terjadi karena hujan yang merata di wilayah Jabodetabek.

"Kota Tangerang terjadi antrean air. Di jalur Kali Angke terdapat kiriman dari Bogor. Dua kondisi inilah yang mengakibatkan wilayah Ciledug dan beberapa wilayah Timur meluap pagi ini. Jadi, untuk jadi perhatian dua hari ini ialah Sungai Cisadane dan Kali Angke," kata Andia.
 

Puncak pun banjir

Di wilayah Puncak sendiri, tempat berdirinya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, banjir juga hadir. Banjir di wilayah Puncak sudah menerjang pada Minggu, 2 Maret 2025. Bahkan termasuk yang terparah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi sebanyak 16 kecamatan dan 28 desa di Kabupaten Bogor terdampak banjir. Banjir ini menyebabkan bencana lainnya yakni tanah longsor, angin kencang, dan korban hanyut.

Tanah longsor terjadi di Kecamatan Cijeruk, Sukaraja, Megamendung, Sukamakmur, Ciawi, Sukajaya, Leuwisadeng, dan Babakan Madang. Adapun banjir terjadi di Kecamatan Cisarua, Parungpanjang, Bojonggede, Cigudeg, Tenjo, Rumpin, dan Dramaga.
 
Baca: 

Akses Jalan Kota Tangerang ke Jakarta dan Tangsel Terputus Banjir

 

Efektifkan Bendungan Ciawi & Sukamahi?

Lalu, kenapa Jakarta dan Tangerang masih saja terimbas banjir meski Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi sudah berdiri sejak 2022? 

Sejak diresmikan, pemerintah menyatakan Bendungan Ciawi memiliki volume tampung air sebanyak 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare. Angka-angka itu diharapkan bisa mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik. Adapun kontrak pembangunannya senilai Rp798,70 miliar.
 
Sementara, Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare. Diharapkan bendungan ini bisa mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per detik.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengategorikan kedua bendungan ini sebagai bendungan kering. Artinya, kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan, sementara pada musim kemarau bendungan ini kembali kering.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)