Pasukan Kamboja Klaim Tembak Jatuh Jet F-16 Milik Thailand

Phnom Penh: Pasukan Kamboja mengklaim berhasil menembak jatuh salah satu jet tempur F-16 milik Thailand dalam bentrokan yang terjadi di sepanjang perbatasan pada Kamis, 24 Juli 2025.

Melansir Pnomph Penh, Jurnalis veteran Kamboja, Soy Sopheap, melaporkan dari lokasi bahwa Thailand menggunakan enam jet tempur F-16 untuk menjatuhkan bom ke medan pertempuran. Ia menyebut militer Kamboja mengklaim telah menembak jatuh salah satu jet tersebut.

Melansir Khmer Times, seorang "sumber terpercaya" mengonfirmasi bahwa sebuah jet tempur milik Angkatan Udara Kerajaan Thailand berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Kamboja pada pukul 10:58 pagi waktu setempat. Insiden ini terjadi di wilayah Chong An Ma, Provinsi Ubon Ratchathani, menyusul pertempuran darat dan penghancuran salah satu pangkalan militer Kamboja.

Laporan dari media Thailand, Thairath, menyebutkan bahwa enam jet F-16 dikerahkan oleh Komando Area Angkatan Darat Kedua Thailand untuk merespons eskalasi di kawasan tersebut. Salah satu jet dilaporkan jatuh akibat tembakan sistem pertahanan Kamboja pada waktu yang persis seperti yang dilaporkan Khmer Times.

Namun, terdapat keanehan dalam kronologi waktu yang dirilis kedua media. Thairath melaporkan bahwa jet F-16 ditembak jatuh pada pukul 10:51 pagi, dan bahwa ledakan terjadi pukul 10:58.

Sementara itu, laporan dari Khmer Times di artikel berita yang berbeda, menyebut bahwa serangan udara F-16 ke posisi Kamboja baru dimulai pukul 11:30 pagi. Artinya, jet Thailand dilaporkan jatuh sebelum serangan udara dilaksanakan, menimbulkan pertanyaan serius mengenai urutan sebenarnya dari peristiwa ini.

Di sisi lain, Angkatan Udara Kerajaan Thailand dilaporkan membantah klaim tersebut. Melansir Khaosod English, pihak militer menyebut bahwa kabar soal jatuhnya F-16 adalah "berita palsu" yang disebarkan oleh Kamboja dan "sama sekali tidak benar". 

Bentrokan ini berpusat di kawasan Kuil Ta Mone Thom, Kuil Ta Krabey, wilayah Mom Bei, dan sekitar Kuil Preah Vihear di Provinsi Oddar Meanchey.
 

Baca Juga: Thailand Kerahkan Jet Tempur F-16 untuk Hadapi Pasukan Kamboja

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyatakan bahwa serangan militer Thailand dimulai setelah penerapan strategi militer "Chakraphong Phuvanaat" yang diumumkan sehari sebelumnya. Ia mengungkapkan bahwa pasukan Thailand melancarkan serangan terhadap posisi militer Kamboja dan memperluas serangan ke berbagai titik strategis.

"Kamboja selalu berpegang pada penyelesaian damai, namun dalam kasus ini, kami tidak punya pilihan selain merespons dengan kekuatan terhadap invasi bersenjata ini," ujar Hun Manet melalui media sosial, Kamis, 24 Juli 2025.

Hun Manet juga menegaskan bahwa pemerintah kerajaan, kementerian terkait, otoritas provinsi, dan khususnya Angkatan Bersenjata Kamboja tengah berjuang untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah nasional. Ia menambahkan bahwa bantuan juga diberikan kepada warga sipil yang terdampak serangan militer Thailand.

Ketua Senat Hun Sen membenarkan bahwa invasi militer Thailand dilakukan setelah perintah penutupan kompleks Kuil Ta Mone Thom pada 23 Juli. Serangan dimulai keesokan harinya dan menyasar pasukan militer Kamboja.

"Militer Kamboja tidak punya pilihan selain melawan dan melakukan serangan balasan. Saya mengimbau masyarakat Kamboja untuk tidak panik, tidak menimbun barang, serta tidak menaikkan harga. Teruskan aktivitas seperti biasa di semua sektor, kecuali di wilayah perbatasan Oddar Meanchey dan Preah Vihear yang kini diserang pasukan Thailand," ujar Hun Sen dalam pernyataan terpisah.

Kementerian Luar Negeri Kamboja merilis pernyataan keras yang menyebut tindakan Thailand sebagai "agresi militer terang-terangan" dan menyerukan agar masyarakat internasional segera turun tangan untuk mencegah perluasan konflik di kawasan Indochina.