Ilustrasi minyak sawit. Foto: dok Ditjenbun Kementan.
Husen Miftahudin • 9 July 2025 12:09
Jakarta: Ekspor minyak sawit Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berpotensi menyusut 15 persen hingga 20 persen menyusul rencana penerapan tarif impor sebesar 32 persen. Ancaman ini bisa menguntungkan kompetitor utama Malaysia yang dikenakan tarif lebih rendah sebesar 25 persen.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Hadi Sugeng, mengungkapkan kekhawatirannya terkait tarif baru ini.
"Daya saing minyak sawit akan kalah dibanding minyak nabati lain seperti kedelai atau kanola, terutama jika produk pesaing dapat tarif lebih rendah," jelas Hadi, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 9 Juli 2025.
Indonesia tercatat sebagai pemasok 85 persen kebutuhan minyak sawit di AS pada 2024. Selama tiga tahun terakhir, rata-rata ekspor Indonesia ke pasar AS mencapai 2,25 juta ton per tahun. Sementara itu, total ekspor produk sawit nasional pada 2024 mencapai 29,5 juta ton.
Baca juga: Rayu Trump, Indonesia Bakal Beli Produk Pertanian dan Energi AS senilai Rp500 Triliun |