Ketua Pengurus Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI), Prof. Masrurah Mokhtar, ditunjuk sebagai Ketua Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi (Apperti) Wilayah Sulawesi Selatan. Istimewa
Muhammad Syawaluddin • 19 August 2025 18:05
Makassar: Ketua Pengurus Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI), Prof. Masrurah Mokhtar, resmi ditunjuk sebagai Ketua Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi (Apperti) Wilayah Sulawesi Selatan periode 2025–2029.
Sebagai ketua baru, Masrurah menegaskan komitmennya memperjuangkan kesetaraan perguruan tinggi swasta (PTS) dengan perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya dalam penerimaan mahasiswa baru.
"Insyaallah kami akan memperjuangkan PTS, karena selama ini kita lihat penerimaan mahasiswa baru semakin lama kendor," ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 Agustus 2025.
Menurutnya, melemahnya jumlah mahasiswa baru di PTS disebabkan dominasi jalur penerimaan di PTN. Saat ini, terdapat enam jalur seleksi di perguruan tinggi negeri yang menyerap sebagian besar calon mahasiswa.
"Kami pelajari, ternyata yang membuat PTS dari tahun ke tahun berkurang mahasiswanya karena tersedot oleh negeri. Hampir semua mahasiswa baru masuk ke PTN," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya mendorong agar pemerintah menyeimbangkan sistem penerimaan mahasiswa baru antara PTN dan PTS. "Makanya saya katakan kita perjuangkan agar penerimaan mahasiswa baru di PTN jangan terlalu banyak. Supaya memberi ruang bagi PTS," tambah Masrurah.
Ia menyebutkan, Apperti Sulsel segera menggelar rapat kerja guna merumuskan langkah strategis ke depan agar PTS tetap eksis dan berkembang. "Kami akan berusaha bagaimana agar perguruan tinggi swasta tetap bisa hidup. Jangan sampai seperti istilah tidak hidup, tidak juga mati," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Apperti, Prof. Mansyur Ramli, menegaskan bahwa program utama organisasi adalah membangun kebersamaan dan memperjuangkan kepentingan bersama perguruan tinggi.
"Beberapa waktu lalu kami diundang RDP oleh Komisi X DPR. Mereka bertanya apa yang diperjuangkan Apperti. Saya sampaikan, yang utama adalah memperkuat kesamaan antarperguruan tinggi di seluruh Indonesia," kata Mansyur.
Ia menekankan, tidak boleh ada kesenjangan antara PTN dan PTS. Perguruan tinggi swasta, lanjutnya, juga telah memberi kontribusi nyata bagi pendidikan nasional. "Karena itu kita berharap negara membantu PTS yang sedang berjuang meningkatkan mutu. Persaingan sekarang ini adalah persaingan kualitas," tutup Mansyur.