Presiden Donald Trump tandatangani perintah eksekutif. Foto: The New York Times
Fajar Nugraha • 24 January 2025 08:51
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan para pejabat untuk membuat rencana guna mendeklasifikasi dokumen-dokumen yang terkait dengan tiga pembunuhan paling penting dalam sejarah AS. Ini termasuk pembunuhan John F Kennedy, Robert F Kennedy, dan Martin Luther King Jr.
"Banyak orang telah menunggu ini untuk waktu yang lama, selama bertahun-tahun, selama beberapa dekade," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval pada Kamis 23 Januari 2025, seperti dikutip dari BBC, Jumat 24 Januari 2025.
"Dan semuanya akan terungkap,” tegas Trump.
Perintah tersebut mengarahkan para pejabat tinggi pemerintahan untuk mengajukan rencana guna mendeklasifikasi dokumen-dokumen tersebut dalam waktu 15 hari.
Presiden John F Kennedy terbunuh di Dallas pada 1963. Saudaranya Robert F Kennedy dibunuh saat mencalonkan diri sebagai presiden di California pada 1968, hanya dua bulan setelah Martin Luther King, pemimpin hak-hak sipil paling terkenal di Amerika, dibunuh di Memphis, Tennessee.
Banyak dokumen yang terkait dengan investigasi tersebut telah dirilis pada tahun-tahun berikutnya, meskipun ribuan dokumen masih disunting, khususnya yang terkait dengan investigasi JFK yang meluas.
Presiden John F Kennedy ditembak oleh Lee Harvey Oswald, seorang veteran Marinir yang membelot ke Uni Soviet dan kemudian kembali ke Amerika Serikat.
Sebuah komisi pemerintah menetapkan bahwa Oswald bertindak sendirian. Namun, pertanyaan yang belum terjawab telah lama menghantui kasus ini, dan telah memunculkan teori alternatif tentang keterlibatan agen pemerintah, mafia, dan karakter jahat lainnya - serta teori konspirasi yang lebih aneh.
Jajak pendapat selama beberapa dekade telah menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika tidak percaya Oswald adalah satu-satunya pembunuh.
Pada 1992, Kongres mengesahkan undang-undang untuk merilis semua dokumen yang terkait dengan penyelidikan dalam waktu 25 tahun. Baik Trump dalam masa jabatan pertamanya maupun Presiden Joe Biden merilis tumpukan dokumen terkait JFK, tetapi ribuan -,dari total jutaan,- masih sebagian atau sepenuhnya dirahasiakan.
Trump berjanji untuk mendeklasifikasi semua berkas dalam masa jabatan pertamanya, tetapi menahan janjinya setelah pejabat CIA dan FBI membujuknya untuk merahasiakan beberapa berkas. Perintah eksekutif hari ini menyatakan bahwa kerahasiaan yang berkelanjutan "tidak konsisten dengan kepentingan publik".
"Sebagai pernyataan niat, sangat bagus bahwa presiden telah menuangkan janjinya dalam kata-kata di atas kertas. Itu penting," kata Jefferson Morley, mantan jurnalis Washington Post, pakar pembunuhan JFK, dan editor buletin daring JFK Facts.
"Namun, detail dan implementasi adalah segalanya. Proses ini baru saja dimulai. Bagaimana tepatnya ini akan dilaksanakan sama sekali tidak jelas," ucap Morley.
Rilis dokumen baru-baru ini telah mengungkapkan detail baru tentang keadaan seputar pembunuhan tersebut, termasuk tentang pemantauan ekstensif CIA terhadap Oswald.
Pada 2023, Paul Landis, mantan agen Secret Service berusia 88 tahun yang menyaksikan pembunuhan itu dari jarak dekat, mengatakan bahwa ia terkena peluru dari mobil setelah Kennedy ditembak. Para ahli mengatakan, detail tersebut memperumit cerita resmi bahwa satu peluru mengenai presiden dan Gubernur Texas John Connally, yang ikut dalam iring-iringan mobil dan selamat dari penembakan.
Morley mengatakan informasi baru telah menimbulkan keraguan lebih lanjut pada teori bahwa Oswald bertindak sendiri dan meramalkan bahwa rilis penuh semua dokumen yang disunting dapat menambah pengetahuan publik secara signifikan.
Namun, ia mengatakan bahwa mungkin tidak ada "bukti kuat", dan bahwa CIA dan pejabat keamanan lainnya akan berusaha untuk mempertahankan tingkat kerahasiaan tertentu.
"Kisah ini belum berakhir," jelas Morley.
Selama upacara penandatanganan di Gedung Putih pada Kamis, Trump meminta pena yang ia gunakan untuk menandatangani perintah tersebut diberikan kepada Robert F Kennedy Jr, yang merupakan putra RFK, keponakan JFK, dan calon presiden untuk menteri kesehatan.
RFK Jr telah lama meragukan narasi resmi tentang pembunuhan pamannya serta ayahnya, Robert F Kennedy.
Kennedy Sr dibunuh di sebuah ruang dansa Los Angeles oleh Sirhan Sirhan, seorang pria Palestina yang marah atas dukungan AS untuk Israel. RFK Jr telah berbicara dengan Sirhan di penjara dan telah menyatakan bahwa ia tidak percaya Sirhan membunuh ayahnya, meskipun anggota keluarga Kennedy lainnya menolak klaim tersebut.
Martin Luther King Jr ditembak mati oleh seorang nasionalis kulit putih bernama James Earl Ray. Anggota keluarga King menuduh Ray tidak bertindak sendiri dan merupakan bagian dari konspirasi yang lebih besar.