Ilustrasi. Metrotvnews.com.
M. Iqbal Al Machmudi • 25 September 2025 11:08
Jakarta: Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman memastikan dua kasus suspek cacar monyet (Mpox) yang dilaporkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, bukan merupakan kasus konfirmasi Mpox. Kepastian ini diperoleh setelah hasil laboratorium yang keluar pada 23 September 2025 menunjukkan hasil negatif Mpox.
"Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan bahwa kedua kasus bukan Mpox. Jadi kami tegaskan, pada tahun 2025 Indonesia tidak memiliki kasus konfirmasi Mpox," kata Aji, Kamis, 25 September 2025.
Dua pasien yang sempat ditetapkan berstatus suspek adalah BS, 13, dan ZU,17. BS mengalami demam sejak 12 September 2025 di pondok pesantren, diikuti ruam dan lesi kulit.
Pasien dirawat di RSUD Kepulauan Meranti pada 17 September 2025, namun meninggal dunia pada 20 September 2025 dengan diagnosis klinis lebih mengarah ke varicella (cacar air) disertai kondisi penyerta berupa radang otak.
Sementara itu, ZU masuk IGD RSUD pada 18 September 2025 dengan keluhan demam dan ruam. Pasien diperbolehkan pulang pada 21 September 2025 setelah kondisi membaik dan kini menjalani isolasi mandiri.
Investigasi awal menunjukkan adanya faktor risiko paparan
cacar air dari teman sekamarnya.
Ilustrasi. Metrotvnews.com
Kemenkes bersama Dinas Kesehatan setempat telah melakukan penyelidikan epidemiologi, penanganan medis, serta koordinasi dengan RSUD, klinisi ahli, dan pihak pondok pesantren. Spesimen pasien telah diperiksa di Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan untuk pemeriksaan molekuler.
Selain itu, Kemenkes memperkuat komunikasi risiko agar masyarakat tetap tenang namun waspada. Edukasi terkait Mpox dilakukan melalui kanal informasi resmi, FAQ, hingga kolaborasi dengan LSM HIV/AIDS untuk menyasar kelompok rentan.
Aji menambahkan, strategi nasional penanggulangan Mpox mencakup surveilans, terapi, vaksinasi, serta komunikasi risiko. Sejak 2022, Kemenkes telah menyiapkan skrining pelaku perjalanan, jejaring laboratorium PCR, dan vaksinasi pada kelompok berisiko.
"Kami mengimbau masyarakat tetap menjaga pola hidup bersih, menghindari kontak seksual berisiko, dan segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam dengan ruam bernanah," pungkas Aji.