Profil Ray Dalio, Miliarder AS dapat Bintang Jasa Utama dari Prabowo

Ray Dalio di Pertemuan Istana Negara, Maret 2025. (Dok. Metro TV)

Profil Ray Dalio, Miliarder AS dapat Bintang Jasa Utama dari Prabowo

Riza Aslam Khaeron • 30 September 2025 17:04

Jakarta: Ray Dalio menerima penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo Subianto. Ray merupakan miliarder asal Amerika Serikat, anggota Dewan Penasihat Danantara, sekaligus pendiri hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates.

Penghargaan ini diberikan dalam jamuan kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 30 September 2025, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan komunitas global.

Penghargaan tersebut menjadi bukti pengakuan Indonesia atas kiprah panjang Dalio dalam dunia keuangan global dan kepeduliannya terhadap isu-isu ekonomi internasional. Untuk memahami alasan di balik penghormatan ini, penting menelusuri lebih jauh latar belakang, kiprah profesional, hingga pengaruh besar Ray Dalio terhadap perekonomian dunia.
 

Latar Belakang dan Pendidikan Ray Dalio

Raymond Thomas Dalio lahir pada 8 Agustus 1949 di Jackson Heights, Queens, New York, Amerika Serikat. Ia adalah putra dari Marino Dallolio, seorang pemain klarinet dan saksofon jazz di Manhattan, dan Ann, seorang ibu rumah tangga.

Pada usia 12 tahun, Dalio mulai berinvestasi dengan membeli saham Northeast Airlines seharga 300 dolar dan berhasil melipatgandakan investasinya setelah maskapai tersebut bergabung dengan perusahaan lain.

Ketertarikannya pada dunia keuangan semakin berkembang setelah bekerja sebagai caddy di The Links Golf Club, tempat ia berkenalan dengan banyak profesional Wall Street.

Dalio menyelesaikan gelar Bachelor of Science di bidang keuangan dari Long Island University (C.W. Post College) dan kemudian memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School pada 1973.
 

Karier Awal dan Pendirian Bridgewater Associates

Setelah menyelesaikan pendidikan di Harvard, Dalio memulai karier di dunia keuangan sebagai pedagang komoditas di Dominick & Dominick LLC. Di sini, ia mulai memahami dinamika pasar keuangan dan perdagangan internasional.

Pengalamannya di perusahaan ini membuka jalan untuk bergabung dengan Shearson Hayden Stone, salah satu perusahaan sekuritas terkemuka di Wall Street.

Pada 1975, Dalio mengambil langkah berani dengan mendirikan Bridgewater Associates dari sebuah ruangan kecil di apartemennya. Awalnya, perusahaan ini fokus pada manajemen risiko komoditas dan analisis pasar untuk klien korporat.

Terobosan besar terjadi ketika McDonald's mempercayakan Bridgewater untuk mengelola nilai sekuritas dan komoditas mereka. Kepercayaan ini menjadi titik balik bagi Bridgewater dan membuka pintu bagi klien besar lainnya.

Seiring waktu, Bridgewater terus berkembang. Pada awal 1980-an, Dalio memindahkan kantor Bridgewater ke Westport, Connecticut. Langkah ini diambil untuk memperluas jaringan dan menjangkau lebih banyak klien institusional, termasuk World Bank dan Eastman Kodak.

Pada 1990-an, Dalio meluncurkan strategi andalan Pure Alpha, yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan tinggi dengan memanfaatkan pergerakan makro global. Strategi ini mendapat respons positif dari pasar dan memperkuat posisi Bridgewater di industri hedge fund.

Dalio kemudian memperkenalkan strategi All Weather pada tahun 1996, yang dirancang untuk menghadapi ketidakpastian pasar dengan pendekatan risk parity. Strategi ini memungkinkan portofolio untuk tetap stabil meskipun pasar mengalami fluktuasi.

Pada 2013, Bridgewater resmi diakui sebagai hedge fund terbesar di dunia dengan dana kelolaan mencapai 160 miliar dolar AS.
 
Baca Juga:
Profil Ray Dalio, dari Miliarder AS Lulusan Harvard sampai Dewan Penasihat Danantara
 

Danantara dan Penghargaan Bintang Tanda Jasa Utama

Pada Senin, 24 Maret 2025, Ray Dalio diumumkan sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Danantara. Dalam konferensi pers tersebut, Rosan Roeslani menyatakan bahwa proses pemilihan Dalio dilakukan melalui seleksi ketat.

"Alhamdulillah kami dibantu oleh headhunter dalam maupun luar negeri dalam pemilihan nama-nama ini. Harus melakukan interview satu per satu untuk memastikan bahwa tim yang ada ini bukan hanya expertise dan sesuai dengan bidangnya, tetapi memang mempunyai hati yang sama dengan kami. Salah satu tugas utamanya adalah pengabdian kepada negara dan bangsa yang kita cintai ini," ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta Selatan.

Pada Selasa, 30 September 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan Bintang Tanda Jasa Utama kepada Ray Dalio di Istana Merdeka, Jakarta. Prosesi penganugerahan berlangsung setelah pertemuan terbatas dan jamuan makan siang bersama.

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, keduanya membahas hasil kunjungan kerja Presiden ke Sidang Majelis Umum PBB, situasi geopolitik global, serta program-program unggulan pemerintahan seperti pemberantasan korupsi dan penyelamatan hampir empat juta hektare lahan kelapa sawit.

Mereka juga menyinggung pengelolaan tambang strategis nasional seperti batu bara dan mineral tanah jarang.

"Sesudah bincang-bincang, Bapak Presiden juga mengundang Ray Dalio untuk makan siang bersama. Dan di akhir acara, Bapak Presiden memberikan apresiasi kepada Ray Dalio dalam bentuk penganugerahan Bintang Tanda Jasa Utama dari Republik Indonesia," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana, Jakarta, Selasa, 30 September 2025.

Pemberian Bintang Tanda Jasa Utama merupakan bentuk penghargaan negara kepada individu asing yang berjasa luar biasa bagi Indonesia di bidang ekonomi, sosial, atau hubungan internasional.

Dalam hal ini, Ray Dalio dinilai telah memberikan kontribusi pemikiran dan dukungan dalam mendorong reformasi ekonomi dan kerja sama strategis lintas negara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)