Api yang membakar hutan di Israel. Foto: BBC
Fajar Nugraha • 2 May 2025 16:25
Yerusalem: Kebakaran hutan melanda Israel yang telah menghanguskan sekitar 5.000 hektare lahan di sekitar wilayah perbukitan Yerusalem. Api yang mulai menyebar sejak Rabu kini masih aktif di enam titik utama, meski sebagian warga yang sebelumnya dievakuasi telah diperbolehkan kembali ke rumah mereka.
Namun, kawasan cagar alam di sekitar lokasi kebakaran masih ditutup untuk umum karena alasan keselamatan. Yayasan Nasional Yahudi (JNF) menyebut kebakaran ini sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah negara itu.
Situasi darurat ini memicu gelombang kritik publik terhadap pemerintah Israel atas dugaan kegagalan manajemen anggaran dan kurangnya kesiapsiagaan menghadapi bencana iklim. Pemerintah terpaksa meminta bantuan internasional dari Yunani, Italia, Kroasia, dan sejumlah negara lain untuk membantu upaya pemadaman.
Mengutip dari Middle East Eye, Jumat 2 Mei 2025, kemarahan publik semakin memanas setelah terungkap bahwa peringatan telah disampaikan jauh hari sebelumnya. Forum Iklim Israel telah mengingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejak Maret untuk menggelar rapat darurat sebagai langkah persiapan menghadapi musim panas dan potensi kebakaran hutan.
“Kami berusaha menarik perhatiannya, tapi tidak ada upaya nyata dari perdana menteri untuk menindaklanjuti,” kata Dov Khenin, ketua forum tersebut.
Kritik tajam juga ditujukan kepada Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir. Tomer Lotan, mantan Dirjen Kementerian Keamanan Publik, mengungkap bahwa rekomendasinya pada 2022 untuk membeli helikopter Black Hawk guna memperkuat kemampuan pemadaman ditolak oleh Ben Gvir.
“Penunjukan Ben Gvir sebagai menteri adalah contoh nyata dari ketidakbertanggungjawaban yang berbahaya,” ujar Lotan.
Sumber di kepolisian menyatakan bahwa helikopter tersebut, seandainya sudah tersedia, akan sangat membantu dalam menangani kobaran api di Perbukitan Yerusalem.