Indonesia-Swiss Bersinergi Dorong Transformasi Komoditas Berkelanjutan

Penjabaran program SLPI sebagai bentuk sinergi Indonesia-Swiss/Istimewa

Indonesia-Swiss Bersinergi Dorong Transformasi Komoditas Berkelanjutan

Achmad Zulfikar Fazli • 15 October 2025 21:18

Jakarta: Sistem komoditas berkelanjutan di Indonesia terus dikembangkan lewat kolaborasi lintas lanskap yang melibatkan pemerintah, komunitas, dan sektor swasta. Salah satu program yang dijalankan ialah Sustainable Landscape Program Indonesia (SLPI), hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss.

SLPI menjadi wadah untuk menjembatani kebijakan nasional dan implementasi di tingkat lokal. Program ini juga mendapat dukungan teknis dari United Nations Development Programme (UNDP).

“Melalui SLPI, UNDP mendukung Pemerintah Indonesia dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi keberlanjutan,” ujar SLPI Officer-Nature, Climate and Energy Unit, UNDP Indonesia, Paramita Mentari Kesuma, dalam keterangannya, Rabu, 15 Oktober 2025.

Paramita menjelaskan melalui program ini, berbagai wilayah penghasil komoditas utama di Indonesia didukung menerapkan pendekatan pembangunan yang menyeimbangkan, antara pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.
 


Dia menambahkan upaya ini tak hanya menekankan koordinasi lintas sektor, tetapi juga pentingnya konsistensi antara kebijakan dan praktik di lapangan.

“Dengan memfasilitasi koordinasi, berbagi pengetahuan, dan penyelarasan kebijakan, program ini memastikan komitmen nasional terhadap keberlanjutan tercermin dalam tindakan nyata di tingkat lokal,” ujar dia.

Di Aceh, konsorsium Leuser Alas-Singkil River Basin (LASR) yang dipimpin oleh Swisscontact memberi pendampingan dalam implementasi tata guna lahan partisipatif. Pendekatan ini melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah dalam pemetaan penggunaan lahan berkelanjutan, dan mengembangkan sumber pendapatan alternatif bagi kelompok perempuan.

“Dukungan dari para pemangku kepentingan lokal memungkinkan kami memfasilitasi metode perencanaan tata guna lahan partisipatif yang membuka peluang penghasilan baru bagi masyarakat sekaligus menjaga kawasan hutan,” jelas Ketua Konsorsium LASR, Christina Rini.

Sementara itu, Ketua Konsorsium SPLP, Jimmy Wilopo, menyampaikan konsorsiun Siak Pelalawan Landscape Programme (SPLP) yang dikoordinir Daemeter di Riau berfokus pada keterkaitan antara keberlanjutan dan pembiayaan inklusif.

“Kami mengembangkan model yang menarik investasi swasta dan menghubungkan petani kecil dengan rantai pasok berkelanjutan,” ujar Jimmy.

Dia menekankan kolaborasi antara sektor swasta dan petani menjadi kunci memperluas dampak positif dari program ini.

“Pendekatan ini menjembatani kebutuhan petani dengan standar lingkungan, memastikan tidak ada yang tertinggal dalam transisi menuju praktik komoditas berkelanjutan,” ujar dia.

Di Kalimantan Tengah, Mosaik Initiative menggabungkan nilai konservasi dan kearifan lokal dalam penerapan sertifikasi berkelanjutan, termasuk uji coba sertifikasi kelapa sawit. “Dalam pilot proyek sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan, kami menerapkan pendekatan partisipatif berbasis High Conservation Values (HCV) yang tidak hanya memperhatikan keanekaragaman hayati, tetapi juga warisan budaya masyarakat,” tutur perwakilan dari HCV Network dan Mosaik Initiative, Mirzha Hanifah.

Dia menambahkan pendekatan ini terbukti mampu membangun kesadaran kolektif antara masyarakat dan pelaku usaha mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara produksi dan konservasi.

“Keberlanjutan bukan hanya soal melindungi alam, tapi juga menjaga identitas dan cara hidup masyarakat,” ujar dia.

Di Kalimantan Timur, GIZ Indonesia/ASEAN dari konsorsium SUSTAIN Kutim berbagi praktik, baik pembentukan forum multipihak di Kabupaten Kutai Timur. Forum ini mempertemukan pemerintah daerah, perusahaan, dan kelompok tani untuk menyelaraskan inisiatif keberlanjutan, serta merumuskan kebijakan inklusif yang berpihak pada masyarakat.

Berbagai inisiatif tersebut memperlihatkan bagaimana kerja sama lintas lanskap dapat memperkuat posisi Indonesia dalam memenuhi standar keberlanjutan global. Kolaborasi ini juga menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk menyeimbangkan produktivitas ekonomi dengan perlindungan ekosistem penting.

“Kekuatan forum multi-pihak ini terletak pada kemampuan kita mengubah komitmen menjadi aksi nyata. Pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya harus berjalan beriringan dengan aspek lingkungan agar perubahan dapat terjadi secara menyeluruh,” ungkap Paramita.


Penjabaran program SLPI sebagai bentuk sinergi Indonesia-Swiss/Istimewa

Dengan dukungan teknis dari UNDP dan kemitraan strategis bersama Pemerintah Swiss, program SLPI diharapkan mampu mempercepat transformasi menuju ekonomi berkelanjutan, inklusif, dan tangguh-selaras dengan visi pembangunan nasional serta pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Sustainable Landscape Program Indonesia (SLPI) juga inisiatif bersama antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dan Pemerintah Swiss melalui Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO). Program ini mendukung penerapan praktik komoditas berkelanjutan dan memperkuat sistem kepatuhan rantai pasok yang bertanggung jawab di berbagai wilayah Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)