Puluhan Pelajar Anak Nelayan Diajarkan Kelola Limbah Laut

Sebanyak 60 siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 53 Kalibaru, Jakarta Utara, mendapat pemahaman pengolahan limbah. Dokumentasi/ istimewa

Puluhan Pelajar Anak Nelayan Diajarkan Kelola Limbah Laut

Deny Irwanto • 20 June 2025 22:48

Jakarta: Sebanyak 60 siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 53 Kalibaru, Jakarta Utara, diajak lebih peduli terhadap isu limbah laut. 

Melalui program edukasi bertema ghost net, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berupaya membangun kesadaran lingkungan sejak dini serta memperkenalkan model pengelolaan limbah jaring bekas secara berkelanjutan.

"Para siswa diperkenalkan berbagai isu terkait pencemaran laut oleh ghost net atau jaring ikan bekas pakai yang dibuang ke laut. Jaring ini sering mengganggu ekosistem laut karena sulit terurai dan dapat menjebak biota laut selama bertahun-tahun," kata Department Head Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo, Febrianto Zenny, di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
 

Baca: Ribuan Ikan di Pantura Sayung Diduga Mati Tercemar Limbah Pabrik
 
Selain menyampaikan dampaknya, para fasilitator juga memperlihatkan bagaimana limbah tersebut dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomi, seperti meja, kursi, atau bahan dasar pondasi bangunan.

Sebagian besar peserta yang berasal dari keluarga nelayan di wilayah pesisir Kalibaru ini pun menyimak setiap penjelasan dengan seksama. Dalam pelaksanaannya Pelindo menggandeng dua organisasi mitra, yaitu Parongpong RAW Lab dan Divers Clean Action, yang berpengalaman mengolah limbah laut dan kampanye edukasi lingkungan.

Febrianto menjelaskan limbah jaring nelayan selama ini kurang mendapat perhatian dan relatif susah didaur ulang. Melalui kegiatan ini, para siswa ditunjukkan bahwa pengelolaan limbah bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang bisa dirasakan masyarakat pesisir.

Kalibaru dipilih sebagai lokasi awal karena memiliki tingkat pencemaran laut yang cukup tinggi dan potensi komunitas yang aktif. Di wilayah ini, Pelindo juga membina bank sampah di RW 06, melakukan pelatihan rumah tangga nelayan, dan memberikan edukasi lingkungan secara reguler kepada siswa sekolah.

Dalam sesi edukasi, siswa dilibatkan melalui metode interaktif seperti pre-test dan post-test, permainan tematik, serta diskusi pentingnya penggunaan teknologi untuk mendorong innovasi agar pengolahan sampah dapat dilakukan lebih efektif lagi.

Planning & Managing Manager CSR Program Pelindo, Bayu Widyafrasta, menjelaskan hingga pertengahan Juni 2025, proyek pengumpulan ghost net di Kalibaru telah berhasil menghimpun sekitar 900 kilogram limbah jaring. Limbah ini kemudian diolah oleh Parongpong RAW Lab menggunakan teknologi Prototiles, dan hasilnya dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di sekolah-sekolah, termasuk SMPN 53 Kalibaru.

"Solusi atas persoalan limbah laut tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan teknis. Harus dimulai dari akar, yakni edukasi dan pemberdayaan komunitas. Kami ingin perubahan ini benar-benar terasa dan berdampak jangka panjang," ujar Bayu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)